Sudah Enam Orang Meninggal Akibat DBD

Sudah Enam Orang Meninggal Akibat DBD

*Dua Bulan Kasus Meningkat di Kendal

KENDAL - Kasus demam berdarah dongue (DBD) di Kabupaten Kendal menunjukkan meningkat dalam beberapa bulan ini. Dalam dua bulan terakhir ditemukan 83 kasus penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut, dan enam di antaranya meninggal dunia.

Atas tingginya kasus DBD tersebut, masyarakat diimbau untuk waspada bersama-sama melakukan gerakan 3M plus, yakni menguras, menutup, mendaur ulang, dan melakukan kegiatan pencegahan lainnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal, Siswanto mengatakan, pada dua bulan terakhir ini temuan kasus DBD cukup tinggi, dan memakan korban jiwa. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal mencatat, kasus DBD meningkat pada bulan Agustus hingga Oktober ini. Pada bulan Agustus terdapat 36 kasus DBD dengan korban meninggal dunia 2 orang. Kemudian meningkat di bulan September, terdapat 45 kasus dengan korban meninggal dunia 3 orang. "Kasus DBD masih berlanjut hingga Oktober, terdapat 2 kasus, yang satu di antaranya meninggal dunia," kata Siswanto, kemarin.

Dinkes meminta masyarakat melakukan pencegahan dengan gerakan 3M plus. Pasalnya fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sehingga tidak efektif, maka hanya dilakukan ketika kondisi darurat. "Sebenarnya mudah mencegah DBD, cuma pola hidup bersih di lingkungan keluarga itu masih kurang," tandas Siswanto.

Pihaknya bersama Puskesmas dan lintas sektoral sebenarnya sudah sering dan terus melakukan sosialisasi pencegahan DBD kepada masyarakat. Sosialisasi melalui selebaran, spanduk, media elektronik maupun media sosial untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang DBD. Tujuannya supaya masyarakat mau bergerak bersama-sama memberantas nyamuk dengan 3M plus.

"Aksi dari puskesmas dan lintas sektoral untuk mencegah DBD itu sudah sejak dulu dilakukan, tapi karena kondisi pasca Covid ini banyak bekas tempat cuci tangan yang tidak diperhatikan, sehingga menjadi sarang nyamuk," ujarnya.

Penanganan jika ditemukan kasus DBD pun dilakukan dengan cepat, yaitu dengan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui sumber nyamuk penyebab DBD. Melakukan fogging di lingkungan yang ditemukan kasus DSS dan meninggal dunia, sebagai langkah pencegahan darurat. Salah satu yang banyak terkena DBD berada di Kelurahan Kalibuntu Wetan, Kecamatan Kendal.

Awalina Mastuti selaku Bidan Kelurahan Kalibuntu Wetan mengatakan, kasus DBD di wilayahnya mulai diketahui pada Agustus lalu hingga saat ini. Warga yang terkena DBD di wilayahnya mencapai 6 orang, dan satu orang meninggal dunia. Sebagian sudah dinyatakan sembuh, namun masih ada yang sedang dirawat di rumah sakit.

Menurut dia, pada pekan ini juga banyak anak sekolah yang tidak masuk sekolah karena sakit dengan gejala seperti DBD. "Kasus DBD ini mulai terlihat sejak Agustus lalu, dan sampai sekarang ini masih banyak yang mengalami sakit dengan gejala DBD," katanya (lid).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: