Sudah Menerapkan SNI, Ulam Mulyo Mampu Bertahan dan Siap Bangkit di Tengah Pandemi
PEKALONGAN - Pandemi COVID-19 yang mendera selama satu tahun ini berdampak pada berbagai sektor. Dampak pandemi paling terasa terjadi pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Untuk itu, UMKM perlu terus didorong terutama dalam meningkatkan daya saing produknya. Salah satunya adalah dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Namun tak sedikit pula UMKM yang masih mampu bertahan di tengah pandemi. Bahkan siap untuk kembali bangkit dan siap bersaing.
Salah satu UMKM di Kota Pekalongan, Jawa Tengah yang masih terus mampu bertahan di tengah pandemi dan penerap SNI adalah Ulam Mulyo. UMKM ini didirikan pada tahun 2012 oleh pasangan suami istri H Abdul Rohman Sutiyono dan Hj Pratiwi Rahayu Soerono, atau biasa disapa Yayuk.
Berlokasi di rumahnya, di Jl. Kruing No. 132, Slamaran, Krapyak RT.03/RW.10, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Ulam Mulyo memproduksi berbagai jenis makanan olahan ikan dengan merek dagang 'HARS FOOD'.
Setidaknya ada sembilan jenis produk olahan ikan berupa frozen food yang diproduksi Hars Food. Mulai dari bakso ikan, naget ikan, ekkado, otak-otak, kaki naga, siomay, keong mas, rolita, hingga dimsum.
Bakso ikan dan naget ikan Hars Food produksi Ulam Mulyo ini sudah memiliki sertifikat SNI. Perinciannya, SNI 7266:2014 untuk Bakso Ikan dan SNI 7758:2013 untuk Naget Ikan. Kedua SNI tersebut terbit pada 29 Desember 2019 dan berlaku hingga 29 Desember 2023.
Selain memiliki SNI, produk-produk tersebut juga telah memiliki sertifikat Halal dari MUI, Haki, BPOM MD, Laik Hygienis, SKP (Sertifikat Kelayakan Pengolahan), dan SPI (Sertifikat Pengolah Ikan).
Berbekal sertifikasi yang cukup komplit itu, Ulam Mulyo yakin akan terus bisa bersaing di pasar dan bisa kembali bangkit pascapandemi COVID-19.
"Kami terbukti sampai saat ini bisa terus bertahan meski ikut terdampak pandemi selama lebih kurang setahun ini. Bukan hanya terdampak pandemi, tahun lalu rumah kami juga terendam banjir rob cukup besar sehingga berapa peralatan produksi mengalami kerusakan. Tapi kami masih terus mampu bertahan," ungkap Yayuk, didampingi sang suami, Sutiyono, Rabu (19/5/2021).
Yayuk mengungkapkan, sejak ada pandemi COVID-19, omzet Hars Food mengalami penurunan hingga hampir 75%. Namun kondisi tersebut tidak membuatnya patah semangat. Pesanan masih terus datang meski belum seramai ketika sebelum ada pandemi. "Beberapa restoran dan kafe masih rutin mengambil produk kami," katanya.
Pemasaran yang dilakukan takhanya secara konvensional, tetapi juga sudah merambah melalui online.
"Kami yakin dengan kualitas produk kami yang terus kami jaga sesuai SNI, kami akan tetap bisa bersaing di pasaran. Masyarakat juga harus lebih cerdas memilih mana-mana produk yang jelas kualitasnya, aman, sehat, sudah ber-SNI, dan mana yang tidak," ungkapnya. "Produk kami diolah sesuai standar mutu SNI sehingga aman untuk dikonsumsi dan berkualitas," tandasnya lagi.
Menurutnya, kunci dari semua itu adalah komitmen. Komitmen untuk menjaga kualitas
diolah sesuai standar mutu SNI sehingga aman untuk dikonsumsi dan berkualitas. Sanitasi higienisnya harus terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: