Warga Siberuk Jalan 1,3 KM ke Hutan Dapatkan Air Bersih

Warga Siberuk Jalan 1,3 KM ke Hutan Dapatkan Air Bersih

AMBIL AIR - Warga Dukuh Siberuk, Desa Lambanggelun, Kecamatan Paninggaran, saat antre ambil air di sumber yang berada di hutan sejauh 1,3 Km dari perkampungan. Foto: Hadi Waluyo.

PANINGGARAN - Kemarau yang berkepanjangan pada tahun 2019 ini mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Pekalongan mengalami kekurangan air bersih. Di antaranya di Dukuh Siberuk, Desa Lambanggelung, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.

Masyarakat Dukuh Siberuk dengan didampingi Babinsa Koramil Paninggaran Sertu Miswan tampak berbondong-bondong mengambil air bersih yang ada di kawasan hutan pinus milik Perhutani yang jaraknya sekitar 1, 3 Kilometer dari pemukiman warga, kemarin.

Danramil Paninggaran Kapten Cpm Abdul Khamim, Selasa (10/9), menerangkan, ada 65 KK dan 307 jiwa warga Dukuh Siberuk yang sudah 1 pekan lebih kekurangan air bersih disebabkan kemarau panjang, sehingga sumur-sumur milik warga banyak yang mengalami kekeringan.

Menurutnya, untuk mencukupi kebutuhan air bersih, masyarakat setempat mengambil air dari mata air terdekat, yaitu di hutan pinus milik Perhutani yang menurut keterangan warga tidak pernah kering walaupun kemarau panjang.

"Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, mereka memanfaatkan sumber mata air terdekat yang jaraknya kurang lebih 1,3 kilometer di area perkebunan milik Perhutani," jelas Danramil.

Ditambahkan, pada hari Rabu, 4 September 2019, masyarakat Dukuh Siberuk sudah mendapatkan bantuan air bersih dari BPBD Kabupaten Pekalongan sebanyak 1 truk tangki yang berisi 5000 liter. Namun karena kurang dan belum cukup maka masyarakat berinisiatif untuk mengambil air bersih dari mata air terdekat tersebut.

"Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan sudah ada, yaitu dengan memberikan 5000 liter air, namun karena masih kurang, sehingga warga berupaya mencari sumber mata air terdekat untuk memenuhi kebutuhannya," kata dia.

Untuk saat ini, Danramil bersama Forkompincam Paninggaran dan aparat desa setempat berupaya untuk mencari solusi dengan membuat saluran air, dengan pipa peralon dan membuat bak penampungan air, agar air bisa mengalir sampai ke pemukiman warga.

"Saat ini selain kita berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Pekalongan untuk pendistribusian air bersih, juga bersama Forkompincam dan aparat desa setempat mencari solusi guna mengalirkan air dari sumber mata air di area Perhutani agar bisa menjangkau ke pemukiman warga," pungkas Danramil.

Sebelumnya diberitakan, salah satu desa di wilayah atas yang saat ini mengalami krisis air bersih adalah warga Desa Lambanggelun, Kecamatan Paninggaran. Warga di tiga pedukuhan di desa ini kesulitan untuk mendapatkan air bersih, sehingga warga pada pagi dan sore hari berbondong-bondong mikul jirigen untuk ngangsu ke sumber air di tengah hutan sejauh 1,5 Km.

Perangkat desa setempat, Wahyono, Kamis (5/9) siang, mengatakan, kekeringan di Desa Lambanggelun sudah terjadi sejak lima bulan lalu. Menurutnya, warga di tiga pedukuhan mengalami kesulitan air, yakni Dukuh Siberuk, Sasak, dan Dukuh Simendem. Disebutkan, di Dukuh Sasak ada 200 kepala keluarga, dimana jiwa pemilihnya saja sekitar 600-an jiwa, di Dukuh Simendem ada 106 KK, dan di Dukuh Siberuk sekitar 70-an KK.

"Di sini, sumber mata airnya di hutan Perhutani. Simendem dari mata air Sidondong, Sasak dari mata air Siwuni, dan Siberuk dari mata air Jangkar," terang dia.

Rasdi (49), warga Dukuh Simendem, Desa Lambanggelun, Jumat (6/9) pagi , menyatakan, musim kemarau sudah berjalan sekitar 5 bulan, dan dalam satu bulan terakhir ini warga mengalami krisis air bersih.

Warga untuk memenuhi kebutuhan air sehari-harinya harus berjuang ekstra keras. Pada pagi dan sore hari, warga ngangsu air di sumber mata air Kalikemit yang jaraknya 1,5 Km dari kampung. Mirisnya lagi, mata air ini berada di dasar bukit dengan jalan setapak membelah hutan pinus yang menantang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: