Penerapan Metode Partnership : Perawat dan Lapas

Penerapan Metode Partnership : Perawat dan Lapas

KERJASAMA - Departemen Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
(Undip) Semarang menjalin kerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) lakilaki
Kelas IA Semarang. (Istimewa)

Departemen Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang baru-baru ini menjalin kerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) laki-laki Kelas IA Semarang. Ditandatanganinya MoU antara kedua pihak tersebut mengawali babak baru yang lebih luas bagi mahasiswa keperawatan UNDIP untuk menjadikan Lapas sebagai lokasi dalam menerapkan asuhan keperawatan.

Megah Andriany Ph.D, selaku dosen yang konsen terhadap perkembangan kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) mengungkapkan, bahwa hal ini merupakan permulaan bagi mahasiswa keperawatan, nantinya akan banyak mahasiswa-mahasiswi keperawatan yang menjadi praktikan, baik itu dalam jenjang strata satu hingga strata dua.

"Begitu banyak target yang kita harapkan dapat tercapai, dan salah satu cara yang bisa kita terapkan pada situasi ini adalah metode partnership," ungkap Megah Andriany Ph.D.

Prystia Riana Putri

Partnership berarti menjalin mitra atau kerjasama. Partnership merupakan penyatuan visi dan misi, menjalankan tugas sesuai fungsi masing-masing demi mewujudkan target yang diharapkan. Penerapan metode ini diharapkan dapat mencapai cita-cita bersama antar perawat dan Lapas, khususnya dalam mewujudkan kesehatan WBP dari sisi keperawatan.

Kasi Perawatan Lapas Kelas IA Semarang, Wahyu Budi Herianto menyambut baik hadirnya mahasiswa praktikan. Pihaknya berharap, mahasiswa dapat membantu proses pengidentifikasian masalah, dan dapat menentukan penyelesaian masalah bersama-sama pihak Lapas, khususnya tim dokter dan perawat yang bertugas di klinik.

Di gerbong praktikan pertama, tiga mahasiswa strata dua keperawatan peminatan komunitas Lapas terjun untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan. Kegiatan aplikasi ini bertujuan untuk menerapkan model partnership.

Penerapan model partnership kali ini diawali dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah mengenai manajemen pelayanan kesehatan yang berada di Klinik Pratama Lapas. Kegiatan ini terangkum dalam lokakarya mini atau Lokmin yang berisi pengkajian masalah baik dengan metode wawancara, studi literatur, maupun observasi, penentuan masalah aktual, dan rencana tindak lanjut penyelesaian masalah bersama.

Data-data yang diolah dalam penentuan masalah merupakan data yang diperolah dari petugas Lapas, dan pemilih masalah aktual pun ditentukan bersama petugas Lapas sehingga masalah manajemen pelayanan kesehatan yang nantinya akan dicari solusinya adalah masalah yang benar-benar dirasakan oleh petugas Lapas.

Adapun rencana keperawatan yang telah dilaksanakan pada penerapan model partnership saat ini adalah meningkatkan efektifitas pendokumentasian kesehatan Lansia yang kemudian menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota, peningkatan penyuluhan kesehatan bagi Lansia melalui gerakan hidup sehat yang disampaikan dengan metode menonton video bersama, serta penyelenggaraan pelatihan petugas Lapas dan WBP dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit menular dan ciri hidup sehat.

Hasil yang diharapkan dalam penerapan metode partnership ini adalah memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan di Klinik Pratama berdasarkan sudut pandang dunia keperawatan dan tentunya dengan masukan dari petugas Lapas yang bertugas di Klinik tersebut.

Author: Prystia Riana Putri dan Artika Nurrahima

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: