Pengadaan Bibit Cacing di Ribuan RT di Batang Diduga Bermasalah

*LSM Gelar Audiensi dengan Pihak Pemkab
BATANG - Proses pengadaan bibit cacing di ribuan Rukun Tetangga (RT) yang dibiayai dari dana hibah Pemkab Batang, disinyalir telah terjadi penyimpangan. Karena itulah, pihak Pemkab diminta untuk melakukan evaluasi dan juga pengecekan ke lapangan.
Hal itu diungkapkan oleh Gerakan Batang Bersatusaat menggelar audiensi dengan Kepala Dispermades, Plt Kepala Inspektorat dan juga BPKAD dan Bagian Hukum, di aula kantor Bupati, Kamis (04/02/2021).
"Berdasarkan hasil temuan teman-teman di lapangan, diduga ada penyimpangan. Karena itulah, kami mengharapkan adanya evaluasi internal dari pemkab Batang," ungkap Subhan Maulana.
Pengadaan bibit cacing itu sendiri merupakan bagian dari program pencegahan dan pengendalian Covid-19 ditiap Rukun Tetangga (RT), khususnya untuk pemberdayaan masyarakat oleh Pemkab Batang. Ada sebanyak 4.087 RT yang mendapat dana hibah sebesar Rp2,4 juta. Dari jumlah tersebut, Rp750 ribu diantarnya dipergunakan untuk pengadaan bibit cacing dan juga lebah yang selanjutnya akan dibudidayakan.
Yuli Pratama yang juga Ketua RT di Dukuh Pejangkaran, Kelurahan Karangasem Utara, Kecamatan Batang mengungkapkan, banyak ketua RT yang tidak membuat proposal untuk pengajuan bantuan hibah. Namun, mereka dibuatkan oleh pihak Kelurahan, termasuk juga untuk pembuatan Laporan Pertanggungjawaban (LPj) bantuan tersebut.
"Berdasarkan data yang kami himpun, banyak Ketua RT yang dibuatkan LPj meskipun bibit cacing belum mereka terima. Tidak hanya itu, nominal besaran anggaran yang diperhunakan untuk pengadaan cacing juga berbeda tiap RT-nya," jelas Yuli Pratama.
Yuli membeberkan, untuk nota pembelian cacing sendiri ada yang satu RT nilainya Rp600 ribu, namun ada juga yang Rp700 ribu. Uang tersebut sudah diterima oleh pihak suplayer cacing, namun barangnya belum dikirim atau diterima oleh sejumlah RT.
"Uang sudah diterima oleh pihak pengadaan cacing, tapi cacingnya yang menjadi objek jual beli tidak datang. Hanya ada kotak (tempat budidaya cacing-red) saja yang menumpuk di kelurahan," beber Yuli Pratama.
Koordinator Gerakan Batang Bersatu, Zamroni menegaskan, pihaknya sudah melakukan investigasi di lapangan terkait pengadaan bibit cacing tersebut. Jika nantinya ditemukan adanya indikasi penyimpangan, maka tidak menutup kemungkinan akan ditindaklanjuti dengan langkah hukum lainnya.
"Semua RT sudah tandatangan, barangnya ternyata menyusul. Hingga hari ini belum ada pembuatan pertanggungjawaban penggunaan anggaran, padahal itu merupakan anggaran perubahan APBD tahun 2020," kata Zamroni.
Menanggapi hal itu, Kepala Dispermades Dr Agung Wisnu Bharata mengungkapkan, untuk bantuan hibah sendiri sudah dibuatkan petunjuk teknis (juknis) yang melibatkan OPD terkait lainnya di lingkungan Pemkab Batang.
"Untuk pengadaan benih cacing memang sempat ada keterlambatan, dan pihak penyedia sudah ditegur. Kami perkirakan penyedia sudah siap, ternyata sempat molor. Namun berdasarkan laporan terkahir yang masuk, sudah terdistribusi semuanya," jelas Agung Wisnu.
Agung menjelaskan, berdasarkan laporan yang masuk ke Bapermades, seluruh RT sudah menerima bantuan cacing. Namun jumlahnya masih ada yang kurang, dari yang seharusnya 10 kilogram, baru mendapat lima kilo saja. Total kekurangan sendiri mencapai sekitar empat ton, dan pihak penyedia siap untuk memenuhinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: