Surplus, Listrik di Batang Diminta Tidak Sering Mati

Surplus, Listrik di Batang Diminta Tidak Sering Mati

BERIKAN KENANG-KENANGAN - Bupati Batang Wihaji dan Manajer UP3 PLN Pekalongan,. Joko Hadi W saat saling memberikan kenang-kenangan.

BATANG - Bupati Batang, Wihaji meminta agar listrik di wilayah Batang untuk tidak mati. Terlebih energi listrik di Batang sesuai dengan data PLN dinilai surplus, ditambah nantinya dengan beroperasinya PLTU Batang, 2x1.000 MW.

Permintaan itu disampaikan Wihaji saat mengikuti Multi Stakeholder Forum PLN di Pendopo Kantor Bupati setempat, Rabu (16/10). Ia meminta, listrik boleh saja dipadamkan asal memang ada gangguan ataupun jika memang ada pemeliharaan.
.
"Listrik di Batang mengalami surplus, maka di Batang tidak boleh mati kecuali gangguan ataupun ketika ada pemeliharaan. Dan sebisa mungkin jika ada gangguan bisa segera ditangani dan ketika ada pemeliharaan diharap ada imbauan untuk beberapa daerah yang terkena imbas," pinta Wihaji.

Ia juga mengatakan PLN adalah BUMN yang tentunya tidak hanya berorientasi bisnis semata. Tapi juga memiliki kewajiban lain, yakni memberikan pelayanan kepada masyarakat kurang mampu. Di Batang ada 193 ribu KK dengan pelanggan rumah tangga lebih dari KK, sehingga punya tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR di Batang.

"Pemkab Batang memiliki program menciptkan 1000 wirausaha dan program investasi dan pariwisata, maka kami minta CSR PLN bersinergi dengan Pemkab agar programnya bisa terlihat mata, seperti program wisata Pandansari yang sudah mendapat CSR PLN," ujar Wihaji.

Tahun 2020 mendatang, Batang juga akan memulai langkah sebagai kota industri dan wisata. Oleh karenanya, dia berharap PLN bisa membantu mensuplai kebutuhan listrik di Batang.

"Saya minta ada layanan cepat gangguan listrik, sehingga ketika ada gangguan listrik mati ataupun gangguan lainya dapat cepat tertangani, karena kalau berlarut masyarkat akan mendapatkan kerugian," pinta Wihaji.

Manjer PLN Pekalongan, Joko Hadi W menjelaskan, di Kabupaten Batang saat ini ada beberapa bidang yang menjadi pelanggan PLN selain kalangan rumah tangga. Seperti 195 Perusahaan, 5 hotel, 5 rumah sakit, dan 2 kampus.

"Sesuai data per Agustus 2019, pelanggan di Kabuparen Batang mencapai 216.667 pelanggan, daya tersambung 273.955.775 VA. Kwh yang terjual 45.045.239 kwh, pendapatan Rp 47.122.218.609 untuk pajak penerangan jalan umum ( PPJU) Rp 21.272.028.192," jelas Joko.

Disampaikan juga bahwa kontribusi pendapatan asli daerah dari sektor PPJU Kabupaten Batang setiap tahunya mengalami kenaikan. Rentang tahun 2017 - 2018 naik 15 persen, dan untuk tahun 2018-2019 diperkirakan naik 12 persen.

"Untuk keluarga yang kurang mampu, kami juga ada program subsidi yang berjalan penyambungan listrik murah. Dan memang hanya diperuntukkan untuk rumah tangga yang tercatat pada TNP2K dan untuk kategori daya 450 watt. Ke depan kami juga masih ada program 1.300 sambungan listrik murah, dan memang sasarannya beberapa ada yang ada di wilayah Kota kabupaten Pekalongan dan juga Batang," jelasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: