Pengungsi Banjir Meninggal Dunia

Pengungsi Banjir Meninggal Dunia

WONOKERTO - Seorang pengungsi di Kabupaten Pekalongan meninggal dunia di lokasi pengungsian, Rabu (10/2/2021). Kakek bernama Maryani (85), warga Desa Wonokerto Kulon meninggal saat mengungsi di Desa Jambean.

Kepala Puskesmas Wonokerto dr Agustina Rusmawati, kemarin, mengatakan, Maryani bersama keluarganya yang berasal dari Desa Wonokerto Kulon hendak mencari tempat kos pada Selasa (9/2/2021). Di tengah perjalanan, keluarga ini bertemu seseorang yang menyediakan tempat pengungsian. Mereka akhirnya memutuskan mengungsi di tempat itu. Tepatnya di Desa Sijambe.

Tidak diketahui secara pasti kapan Maryani meninggal. Pihaknya baru mendapat laporan pada Rabu (10/2/2021) pagi. Sementara korban dan keluarga sudah menempati posko pengungsian itu sejak Selasa (9/2/2021) malam, sekitar pukul 21.00 WIB.

Pihaknya juga tidak bisa menyimpulkan penyakit apa yang menyebabkan Maryani meninggal. Keluarganya menyebut, Maryani tidak punya riwayat penyakit. Namun sebelum berangkat ke pengungsian, Maryani sempat bolak-balik ke kamar mandi sampai empat kali.

"Kami memeriksanya ketika sudah dalam keadaan meninggal. Keluarganya menduga karena masuk angin dan karena sudah sepuh," ungkapnya.

Hingga kemarin siang, jenazah masih berada di tempat pengungsian. Keluarga masih bermusyawarah dimana jenazah akan dimakamkan. Pasalnya, di Wonokerto Kulon sedang banjir sehingga akan menyulitkan proses penggalian kuburnya.

RAWAN PENYAKIT
Sementara itu, akibat banjir berkepanjangan, warga terdampak banjir mulai mengeluhkan kesehatan yang menurun. Para korban banjir sebagian besar mengeluh sakit kepala dan mengalami gatal-gatal.

Dinas Kesehatan melalui Puskesmas-Puskesmas di wilayah banjir pun rutin melakukan pengobatan keliling untuk bisa menjangkau warga terdampak banjir.

"Kemarin kami sudah P3K di Pesanggrahan. Selanjutnya di Api Api dan Sijambe. Rata-rata keluhan penyakit kulit, gatal-gatal, sakit kepala dan hipertensi," terang dr Agustina.

Selain pengobatan keliling, pihaknya juga mengoptimalkan bidan desa di wilayah terdampak banjir jika ada warga yang sakit. Untuk persalinan, kata dia, dialihkan ke Puskesmas Wiradesa. Pasalnya, akses jalan ke Puskesmas Wonokerto sulit semua. "Ini lebih parah dari tahun kemarin. Selasa malam persalinan dipindah ke Wiradesa karena akses jalan ke kita sulit semua. Jika ada yang perlu rujukan, ambulans kita ndak bisa lewat," tutur dia.

Pengobatan gratis juga dilakukan Puskesmas Tirto II di daerah terdampak banjir. Mayoritas warga yang berobat mengeluhkan penyakit kulit, diare, dan masuk angin akibat sudah lama kebanjiran.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwiantoro, mengatakan, Dinkes sudah menyiapkan tim untuk melakukan pengobatan di daerah banjir. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: