Wilayah Endemis akan Diberi Obat Filariasis Rutin

Wilayah Endemis akan Diberi Obat Filariasis Rutin

KOTA - Dinas Kesehatan Kota Pekalongan terus melaksanakan gerakan minum obat filariasis sebagai upaya pencegahan penyakit kaki gajah.

Seluruh penduduk yang berusia antara 2-70 tahun dan tinggal di wilayah endemis penyakit kaki gajah atau filariasis, akan diberikan obat pencegahan kaki gajah dalam program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis sebanyak 1 dosis setiap tahun selama 5 tahun berturut-turut. Pemberian obat akan diberikan setiap bulan Oktober yang diperingati sebagai bulan eliminasi penyakit kaki gajah (Belkaga).

Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Puskesmas Bendan, Harmanto menjelaskan, Puskesmas Bendan ditugaskan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekalongan untuk melaksanakan kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis, dimana program pencegahan kaki gajah tersebut di Kota Pekalongan sudah dimulai sejak tahun 2011.

Mengingat, Kota Pekalongan merupakan salah satu daerah endemis filariasis di Provinsi Jawa Tengah, bahkan Indonesia. Menurutnya, untuk saat ini di Pulau Jawa tersisa satu daerah endemis filariasis yaitu Kota Pekalongan.

"Melalui POPM Filariasis secara massal ini, harapannya di tahun 2022 ini Kota Pekalongan bebas atau tereliminasi dari penyakit kaki gajah yang disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria, yaitu wucheria bancrofti, brugia malayi, dan brugia timori, yang ditularkan dengan perantaraan nyamuk sebagai vektornya. Berbeda dengan penyakit DBD atau Malaria yang hanya ditularkan oleh satu jenis nyamuk tertentu, penyakit kaki gajah dapat ditularkan oleh semua jenis nyamuk, baik genus Anopheles, Culex, Aedes, dan Armigeres," terang Harmanto, yang ditemui dalam kegiatan pemberian obat filariasi kepada warga RW 11 RT 3 Kelurahan Bendan Kergon, belum lama ini.

Harmanto menyebutkan, sasaran dalam POPM kali ini adalah sekitar 182 orang untuk paket 3, paket 2 ada 35 orang, dan paket 1 sejumlah 16 orang. Paket-paket pemberian obat tersebut disesuaikan dengan rentan usia, yakni paket 1 usia 2-5 tahun, paket 2 usia 6-14 tahun, dan paket 3 rentan usia 15-70 tahun.

"Sesuai program dari Kementerian Kesehatan, harapannya di tahun 2022 ini menjadi tahun terakhir Kota Pekalongan untuk bisa terbebas dari daerah endemis filariasis. Sebab program ini sudah berjalan 9 tahunan, dan dalam 5 tahun berturut-turut dievaluasi, dan setiap tahun diberikan. Jika belum bebas, diulang lagi pemberiannya. Setelah program ini selesai, beberapa bulan ke depan akan dilakukan survei darah jari acak oleh tim dari Kemenkes dan daerah untuk memastikan apakah masih ditemukan kasus kaki gajah atau tidak," tegasnya.

Program POPM Filariasis ini disambut baik oleh Abdul Rosyid selaku Ketua RT 3 RW 11 Kelurahan Bendan Kergon. Pihaknya mengaku usai meminum obat pencegahan filariasis ini dinilai aman dan tidak merasakan efek apapun. Pihaknya menekankan, meskipun di wilayahnya belum ditemukan kasus kaki gajah, namun upaya pencegahan tersebut sangat penting dilakukan.

"Kami selaku ketua RT sangat berterimakasih atas kegiatan ini. Sebelum pelaksanaan POPM Filariasis ini, warga sudah diedukasi bahwa obat pencegahan kaki gajah ini aman diminum dan sangat bermanfaat untuk kesehatan. Alhamdulillah, warga juga banyak datang kesini untuk meminum obat bersama, terlebih ada doorprizenya juga untuk menarik minat warga," tandasnya.(nul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: