Pengusaha Jins Wash Akui Buang Limbah Ke Sungai

Pengusaha Jins Wash Akui Buang Limbah Ke Sungai

**Pengusaha Jins Wash

DEMO - Warga Desa Pegaden Tengah, Kecamatan Wonopringgo melakukan aksi demo pencemaran limbah jins wash.

WONOPRINGGO - Salah satu pengelola usaha jins wash di Desa Pegaden Tengah, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan mengakui membuang limbah ke sungai.

Pengakuan itu dilontarkan pengelola usaha jins wash Citra Alisa Laundry, Endang Kusumaningtyas (27), saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (19/9).

Ia melakukan hal itu karena belum tahu caranya mengelola limbah dengan baik dan benar. Oleh karena itu, ia pasrah dan tidak mempersoalkan aksi warga desa setempat yang menutup saluran pembuangan limbah ke sungai.
"Saya tidak apa-apa. Saya menerima warga nutup saluran ini," kata dia.

Ia menyatakan akan meminta bantuan dari Dinas Perkim dan LH Kabupaten Pekalongan untuk mendatangkan mobil sedot limbah di tempat usahanya itu.

"Di sini bak ada banyak. Jika sudah tahu caranyanya tidak dibuang ke sungai, makanya pingin tahu. Tadinya memang saya batasi tapi setelah ada iuran tidak," katanya.

Ia juga berencana untuk mengurus surat-surat perizinan usahanya. Selanjutnya, akan meminta bantuan Dinas Perkim dan LH untuk mendatangkan mobil sedot limbah.
"Untuk limbahnya sekitar seperempat bak yang besar itu. Pabrik lagi sepi," imbuhnya.

Seperti diberitakan, ratusan warga Desa Pegaden Tengah, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan menggelar aksi pencemaran limbah jins wash di desa itu, Kamis (20/9) siang. Dalam aksinya ini warga juga menutup saluran limbah dari usaha jins wash yang dibuang ke sungai dengan dicor.

Sekitar pukul 01.00 WIB, ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa mulai menggelar aksi di depan kantor balai desa setempat. Aksi ini pun diikuti kaum ibu-ibu di desa itu.

Massa membentangkan sejumlah spanduk, di antaranya bertuliskan 'Jangan korbankan kami demi bisnis', 'Limbah mengalir oknum tajir', 'Bau wangi pengusaha, bau busuk buat warga', dan 'Kaliku wis ora prawan'. Sebagian dari warga membunyikan kenthongan sambil berteriak "tutup limbah!". (ap5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: