Perajin Tempe Terpaksa Kurangi Produksi
*Harga Kedelai Masih Tinggi
KOTA - Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, para perajin tempe dihantam permasalahan melonjaknya harga bahan baku utamanya yakni kedelai sejak awal Januari lalu. Kondisi tersebut memaksa para pengrajin tempe di wilayah Kelurahan Kuripan Kertoharjo mengurangi jumlah produksi demi bisa bertahan di masa sulit ini.
Di wilayah yang dikenal sebagai Kampung Tempe itu, terdapat 20-an perajin tempe yang ada di sana. Salah satunya yakni Mahrom. Mahrom yang merupakan Ketua Paguyuban setempat menuturkan bahwa akibat kenaikan harga kedelai, dirinya serta perajin tempe di wilayahnya harus mengurangi produksi agar tetap bertahan berjualan di tengah kondisi tersebut.
"Masih produksi, tapi memang ada kendala karena kedelai naik. Ya sekarang itu cuman mampu bertahan aja," ungkap Mahrom, saat dihubungi Radar, Kamis (14/1/2021).
Diungkapkan, bahwa harga kedelai saat ini mencapai Rp 9.100 per kilogram. Setiap hari dirinya hanya mampu menghabiskan 18 kilogram kedelai dari biasanya 20-an kilogram.
"Masalahnya serba salah, mau dikecilkan ukurannya atau dinaikkan harga tempenya khawatir tidak laku. Jadi saat ini keuntungan yang diperoleh sangat mepet. Keadaan konsumen juga kan lagi susah, jadi sepintar-pintarnya kita lah coba cari solusi lain, "terangnya.
Mahrom sendiri menekuni usaha tempe sudah hampir 20 tahun sehingga secara pasar dia tertolong dengan konsumen tetapnya. Meski tidak dipungkiri jumlah permintaan pun berkurang.
"Di paguyuban sendiri kita para perajin tempe sering pertemuan, apalagi di tengah kondisi drop kayak gini. Bagaimana caranya berinovasi dengan olahan tempe. Harapanya sih apabila tempe tidak habis bisa di kreasikan lagi sehingga punya nilai jual. Meski ada salah satu perajin di sini yang sudah mencoba berkreasi namun masih terkendala pemasaranya," paparnya.
Dia serta perajin tempe di wilayahnya hanya mampu berharap, pemerintah memerhatikan harga kedelai agar diturunkan. Kemudian dalam kondisi pandemi, dia juga berharap ada bantuan dari pemerintah.
"Untuk pasokan kedelai sendiri di sini mudah didapat, bahkan terbilang banyak namun anehnya harganya mahal. Jadi berharap ada sedikit perhatian dari pemerintah untuk meringankan kami para perajin tempe," tutupnya.(ap3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: