Pertaniannya Potensial, Desa Salakbrojo Minta Irigasi Permanen

Pertaniannya Potensial, Desa Salakbrojo Minta Irigasi Permanen

KEDUNGWUNI - Desa Salakbrojo, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan dinilai mumpuni untuk berkembang menjadi salah satu lumbung pertanian desa. Pasalnya, sektor pertanian di desa ini dianggap potensial dengan areal persawahan seluas 17.545 hektar dan total garapan sawah 69,2 hektar.

Demikian pandangan Kepala Desa Salakbrojo, H Khumaidi, di sela perbincangan di kantornya. Kendati demikian, upaya mengoptimalkan lahan menjadi sawah terkendala persoalan pengairan irigasi. Padahal seperti diketahui, pengairan menjadi salah satu syarat wajib dalam mengolah sawah. Sehingga wajar jika pemerintah Desa Salakbrojo megharap pihak pemerintah daerah segera realisasikan pembuatan irigasi permanen di sana.

"Mayoritas warga disini bertani, meski bukan mata pencarian pokok. Dan jadi kendala utama pertanian di sini justru pada irigasi pengairanya, yang mana saat ini sudah rusak. Untuk irigasi sendiri masih manual artinya butuh bantuan untuk membuat permanen supaya memudahkan warga saat musim kemarau nanti," tuturnya, Selasa (30/6/2020).

Di tempat yang sama, Hamzah selaku Sekdes Salakbrojo menuturkan bahwa pihaknya sudah berupaya berkoordinasi dengan koordinator penyuluh pertanian Kecamatan Kedungwuni dan sudah ada respon bahwa akan ada survei dari pihak kementerian pertanian untuk sarana irigasi dalam rangka peningkatan indeks pertanaman dan juga perluasan tanam, tapi sampai dengan saat ini belum ada realisasi yang pasti. "Kita tahapannya baru koordinasi belum ada tanggapan yang serius," ungkapnya.

Hamzah tak menampik bahwa tahun ini sudah ada bantuan dari Dinas Pertanian, namun hanya perbaikan irigasi sekitar 150 meter.
"Tapi untuk pengembangan yang di sebelah timur, kelompok tani pesalakan banyak yang belum terolah oleh adanya sarana irigasi yang permanen. Karena di sini masih galengan-galengan gitu. Jadi ketika banyak air itu langsung lenyap, tetapi ketika air susah jadinya pada bocor dan airnya kurang maksimal," jelasnya.

Meski masuk program PKTD tahun 2020, namun hanya sebatas memperbaiki saluran irigasi, bukan membangun irigasi permanen. "Jadi di situ kita perlu pengembangan yang cukup optimal makanya dipilih untuk PKTD tadi untuk susuk wangan, karena kita menganggap bahwa di potensi tersebut kita bisa garap dan nanti bisa meningkatkan paling tidak kalaupun tidak meningkatkan luas tanam, setidaknya indeks tanam bisa naik," paparnya.

Bahkan tahun kemarin, kata dia, warga Salakbrojo kesusahan dalam hal pengairannya. "Bahkan kita kerjasama dengan Babinsa, kemudian penyuluh sampai juga dengan para petani kemudian kita berbondong-bondong untuk tiap malam jaga air, biar air itu dari bendung simbang sampai Salakbrojo jadi bisa lancar dan juga bisa masuk ke sawah-sawah desa Salakbrojo," kenangnya.

Karena itu, pihaknya berharap ada kepedulian dari pemerintah untuk membangunkan irigasi permanen guna memaksimalkan potensi pertanian Salakbrojo. Jika ini terealisasi, Pemdes optimis bahwa warga akan memaksimalkannya untuk meningkatkan penghasilan. "Jadi ada manfaat walaupun sampingan justru malah potensinya cukup bagus," ujar Hamzah.

Selain itu, jelasnya, di Desa Salakbrojo juga masih ada potensi lagi yakni dua jalan usaha tani. Jika jalan ini bisa dibuka secara permanen, maka bisa mengakses daerah pertanian dan persawahan.

"Di sebelah timur yang kelompok tani pesalakan dan juga di sebelah lapangan sepak bola itu ada jalan usaha tani juga yang bisa ditingkatkan. Sekarang masih jalan biasa belum permanen. Kalau memang itu bisa dikelola bisa untuk transpor pertanian untuk blok Miyonggong dan blok pesalaan yang ada di daerah persawahan Praan," tutupnya. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: