Warga Tak Lagi Uji Nyali, Jembatan Kali Keruh Kini Kokoh dan Cantik

Warga Tak Lagi Uji Nyali, Jembatan Kali Keruh Kini Kokoh dan Cantik

Kondisi jembatan Kali Keruh saat ini sudah kokoh dan aman dilalui warga setelah diperbaiki.-istimewa-

PEKALONGAN - Jembatan Kali Keruh yang merupakan penghubung Kecamatan Kandangserang di Kabupaten Pekalongan dan Kecamatan Watukumpul di Kabupaten Pemalang pernah roboh hingga putus akibat diterjang arus sungai, 2018 silam. 

Pada awal 2019, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan peninjauan untuk memastikan penanganan pada jembatan yang cukup vital bagi masyarakat tersebut. 

Robohnya jembatan itu memang membuat mobilitas warga terganggu. Bahkan, mereka harus uji nyali saat hendak ke daerah tetangga. Warga harus melewati bekas jembatan roboh tersebut. Mereka memasang anak tangga yang cukup tinggi di sisi kanan kiri sungai. Tentu saja, hal itu sangat membahayakan.

Kini, jembatan tersebut berhasil dibangun berkat Ganjar. Masyarakat pun bisa memanfaatkan jembatan, sehingga mobilitas mereka pun lancar. Terutama warga yang tinggal bersebelahan yaitu Desa Luragung, Kecamatan Kandangserang dengan Desa Medayu, Kecamatan Watukumpul.

Perangkat Desa Luragung, Tipno mengatakan jembatan yang roboh, itu mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jateng yang bersinergi dengan Pemkab Pekalongan. “Ada perhatian pemerintah provinsi sehingga pada 2019 jembatan dibangun kembali dengan anggaran setahu saya dari bankeu provinsi Rp 17 miliar, dan Rp 1 miliar dari Pemkab Pekalongan. Jadi total Rp 18 miliar,” kata Tipno di Balai Desa Luragung, Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, Jumat (10/2/2023).

Terbangunnya jembatan baru itu, menurut Tipno, warga pun bisa memanfaatkan.  Mulai dari mudahnya akses warga ke pasar, ke sekolah, sawah, sampai ke kantor pemerintah, atau keperluan lainnya. Baik dari Kabupaten Pekalongan ke Kabupaten Pemalang, atau sebaliknya.

Tidak hanya itu, masyarakat terutama kalangan muda banyak yang memanfaatkan lokasi sebagai tempat rekreasi murah. Pemandangan sekitar jembatan yang terhampar hijau dan sejuknya suasana menjadi nilai lebih tersendiri. Mereka biasanya mengabadikan suasana jembatan dan pemandangan sekitar menggunakan kamera.

Kondisi jembatan juga telah berdiri kokoh, dengan bangunannya yang modern, serta tidak menggunakan tiang di bagian bawah jembatan. Kondisi itu membuat arus sungai bisa melintas lancar. Ini berbeda dengan jembatan sebelumnya yang memiliki tiang di bagian tengah bawah, sehingga membuat arus sungai terhambat.

“Saat ini kondisi jembatan, bangunannya modern, masih kokoh. Alhamdulilah jembatan modern. Tidak ada tiang di tengah, jadi arus (arus sungai) lancar, “ terangnya.

Warga Rasakan Manfaat Jembatan

Seorang pengguna jembatan, Ika Septiani, 23, mengatakan dia kerap memanfaatkan jembatan baru untuk aktivitas untuk ke pasar atau ke rumah saudara di seberang jembatan. Bahkan, dia juga sering menikmati pemandangan di sekitar jembatan dengan kameranya.

“Saat ini Alhamdulilah, akses jalan lancar, juga jadi spot foto, apalagi dikunjung warga desa lain. Kami turut senang. Ditambah lagi saat Ramadan sore, banyak sekali yang berkunjung, santai sambil menikmati suara aliran sungai,” ujar perempuan asal Desa Luragung ini.

Pengguna jalan lain, Kirom,  mengenang saat jembatan roboh. Pria 48 tahun tersebut, harus kepayahan melintasi jembatan. Misalnya, dia harus melewati tangga yang disenderkan di bekas jembatan yang roboh. “Ada teman saya hampir jatuh, tangganya kan pakai bambu dulu. Sempat hampir jatuh. Itu pengalaman pahit. Pas itu kali lagi banjir,” kenang pria yang kerap memanfaatkan jembatan untuk antar kayu itu.

Seorang warga Desa Luragung, Wati, juga pernah mengalami pengalaman menegangkan saat melewati jembatan roboh. “Saya pernah nyeberang (nyeberang sungai), kecebur, pernah. Naik tangga takut, nyeberang sungai, kecebur pernah,” ungkap Wati. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: