Ganjar: Urusan Korupsi dan Reformasi Belum Beres
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berfoto bersama usai menjadi pemateri dalam seminar bertajuk Menggagas Indonesia Baru di Balikpapan Sport and Convention Center (Dome), Kamis (23/2/2023).-istimewa-
BALIKPAPAN - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo hadir sebagai pemateri dalam seminar bertajuk Menggagas Indonesia Baru di Balikpapan Sport and Convention Center (Dome), Kamis (23/2/2023). Seminar tersebut merupakan rangkaian Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVIII.
Saat seminar, tampak kader-kader Pemuda Muhammadiyah (PM) dari berbagai provinsi antusias bertanya Ganjar. Kader PM Bali Rahmatullah misalnya bertanya soal cara Ganjar melindungi pengusaha kecil dari kesulitan perizinan dan permodalan. Sedangkan Kahar, dari Bantaeng Sulawesi Selatan menanyakan persoalan pendidikan.
"Siswa setelah lulus tidak tahu kerja apa karena otaknya cuma cari kerja, tidak pernah berpikir mau usaha apa," katanya dalam seminar yang juga menghadirkan Ketua Umum Kadin, Arsyad Rasyid sebagai pemateri selain Ganjar.
Sedangkan kader Pemuda Muhammadiyah asal Palembang, Hakim menanyakan persoalan birokrasi yang terhambat oleh feodalisme dan perpecahan akibat beda dukungan politik. "Kalau kemarin tidak mendukung lalu dimutasi, apakah di Jateng sama?" tanya dia.
Satu persatu pertanyaan itu dijawab Ganjar. Ia memberi contoh-contoh apa yang sudah dikerjakan di Jawa Tengah. Bagaimana Ganjar menggelar lelang jabatan untuk menghilangkan jual beli jabatan di birokrasi. Bagaimana dia merangkul seluruh pejabat tidak peduli mendukung dirinya dalam pemilihan atau tidak.
Ganjar juga bercerita dirinya mendirikan sekolah boarding gratis khusus siswa miskin. Dengan sekolah itu Ganjar mengubah ribuan keluarga yang semula miskin menjadi sejahtera.
"Kalau urusan perizinan, pungli saya terjun langsung. Nomor telepon saya sebar, UMKM yang sulit izin PIRT misalnya, cukup WA saya bereskan," jelas Ganjar.
Di akhir seminar Ganjar mengingatkan betapa banyak masalah bangsa yang menunggu Pemuda Muhammadiyah turun tangan. Satu di antaranya adalah urusan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
"Urusan reformasi belum beres. Itu PR Kita. Apalagi di tengah tekanan global yang butuh konsep dan kreativitas kita untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik ke depan. Saya yakin diskusi ini tidak bisa menyelesaikan semuanya tapi saya yakin kita akan bertemu lagi untuk bekerja sama lebih erat menyelesaikan satu persatu persoalan bangsa," terang Ganjar. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: