Jadul, Gedung PDAM Kurang Representatif

Jadul, Gedung PDAM Kurang Representatif

KAJEN - Seiring dengan perkembangan perusahaan, Perumda Air Minum Tirta Kajen atau PDAM Kabupaten Pekalongan butuh gedung perkantoran yang lebih representatif. Gedung yang ada jadul dan kurang nyaman.

Direktur Perumda Air Minum Tirta Kajen, Nur Wachid, kemarin, berharap ada pembangunan gedung baru, sehingga pihaknya bisa memberikan pelayanan prima terhadap pelanggannya.

"Gedung PDAM ini dibangun saat ada proyek air bersih, sekitar tahun 90-an dan bangunannya hampir sama dengan gedung PDAM di daerah lain. Di daerah lain rata-rata sudah direhab semua,"'' jelasnya.

Karena jumlah karyawan dan pelayanan yang diberikan semakin banyak, maka gedung tersebut kurang mampu menampungnya. Untuk itu, kepada Bupati Pekalongan selaku pimpinan PDAM dan Bagian Perekonomian yang menjadi pembina BUMD, ia berharap bisa memperhatikan kondisi tersebut. Walau begitu, pihaknya tidak akan memaksa untuk meminta penambahan gedung lantaran harus melihat kondisi keuangan daerah.

Dalam hal ini, jika anggarannya memang belum ada maka pihaknya akan memakluminya. Apalagi di masa pandemi Covid- 19, hampir sebagian besar daerah terkena imbasnya. Sehingga akan menunggu perkembangan dalam merealisasikan pembangunan gedung PDAM di Kota Santri.

Dijelaskan, apabila direalisasikan maka lokasinya relatif, apakah jauh dari bangunan lama atau tidak. Tambahan bangunan nanti melebar maupun ke atas atau tingkat, Nur Wachid menegaskan tidak menjadi masalah. Menurutnya, yang terpenting bisa menampung seluruh karyawan sehingga dalam menjalankan kinerjanya menjadi nyaman.

Selama beberapa tahun ini, dengan kondisi bangunan gedung yang kurang representatif berusaha supaya memanfaatkannya semaksimal mungkin. Di antaranya dengan melakukan pergeseran ruang kerja karyawan supaya dapat bekerja dengan baik dalam melayani para pelanggan PDAM. "Selain ruang kerja karyawan, yang juga sangat dibutuhkan adalah ruang dokumen pekerjaan," tegas dia.

Hanya ada satu ruangan arsip cukup kecil yang digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting, baik untuk pelayanan pelanggan dan dokumen lainnya. Masih untung di era sekarang, sejumlah dokumen tersebut bisa disimpan di komputer maupun perangkat elektronik lain.

Namun demikian, pihaknya tetap butuh ruangan besar guna menyimpan dokumen yang sifatnya riil atau cetak sebagai arsip. Sebab setiap hari data yang masuk dan menjadi dokumen di PDAM terus terkumpul, misalnya dari petugas yang membaca meteran air bersih di rumah para pelanggan. Biasanya mereka mengirimkan foto meteran tersebut sehingga dalam setiap bulannya dokumen yang terkumpul menjadi menumpuk.

"Intinya, kami maupun pemkab saling memahami, kira-kira kapan akan dilakukan penataan gedung PDAM. Kalau memang keuangan daerah sudah mampu, saya yakin pemerintah daerah bakal merealisasikannya," kata dia. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: