Jembatan Dibongkar, Puluhan Pelajar Terpaksa Naik Perahu untuk Berangkat ke Sekolah

Jembatan Dibongkar, Puluhan Pelajar Terpaksa Naik Perahu untuk Berangkat ke Sekolah

Para pelajar ini naik perahu penyeberangan untuk menuju ke sekolah, karena jembatan yang ada sedang dibongkar.-Dony Widyo -

*Tidak Ada Jembatan Darurat untuk Warga

BATANG - Puluhan pelajar warga Desa Klidang Wetan, Kecamatan/Kabupaten Batang, tiap pagi dan siang memilih untuk naik perahu untuk berangkat ke sekolah.

Hal itu terpaksa mereka lakukan, karena jembatan yang melintas di jalan KKO Harun yang ada di desanya saat ini tengah dibongkar untuk pembangunan.

Baca juga : Alhamdulillah, Jembatan Pekerja Akhirnya  Bisa Dilalui Pelajar dan Warga

Namun, dari pihak rekanan maupun Pemkab setempat tidak menyediakan jembatan darurat untuk warga. Jikapun ada, ternyata hanya dikhususkan bagi pekerja saja.

Akibatnya, merekapun harus memutar sejauh 3 kilometer untuk menuju tempat mereka belajar, yaitu SMPN 5 Batang di jalan RE Martadinata Batang.

Menurut penuturan sejumlah pelajar, mereka sudah menumpang kapal untuk ke sekolah sejak 5 hari lalu, atau sejak badan jembatan di bongkar. Sedangkan proses pembangunannya sendiri, direncanakan hingga November 2023 mendatang.

"Naik perahu biat lebih cepat, karena dekat. Kalau harus memutar, jaraknya jauh, karena harus memutar," ungkap salah seorang pelajar, ditemui usai menyebrang, Selasa 16 Mei 2023.

Inisiatif menyediakan perahu penyeberangan sendiri datang dari para pemuda desa Klidang Wetan. Mereka merasa prihatin dengan adanya siswa yang harus berjalan memutar cukup jauh menuju sekolah, terutama yang tidak mempunyai sepeda motor.

Karena itulah, para pemuda dan warga berinisiatif untuk meminjam kapal yang sebelumnya biasa dipergunakan untuk lomba dayung guna dijadikan perahu penyeberangan.

"Sangat membantu sekali, karena bisa lebih cepat," kata pelajar lainnya.

Menurut salah seorang warga Janatun, dirinya bersama rekannya rela menjadi penarik perahu untuk menyeberangkan anak-anak yang akan berangkat sekolah setiap pagi.

"Ya kasihan saja kalau anak-anak harus memutar jauh, karena mereka sekolah di SMPN 5 Batang. Jadi saya dan mbak Yuni dapat giliran tiap pagi membantu menyeberangkan anak-anak, sedangkan untuk siang dan sore ada giliran pada pemuda," jelas Janatun.

Warga lainnya yang juga ikut menarik perahu, Yuni menambahkan, pihaknya tidak menarik ongkos bagi para pelajar yang hendak menyeberang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: