Sempat Alami Masa Kejayaan, Industri Galangan Kapal Kayu di Batang Mulai Meredup

Sempat Alami Masa Kejayaan, Industri Galangan Kapal Kayu di Batang Mulai Meredup

Sejumlah pekerja galangan kapal kayu tengah mengerjakan kapal pesanan.-istimewa-

BATANG, RADARPEKALONGAN - Industri galangan kapal kayu yang ada di Kabupaten Batang sempat menjadi salah satu yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan jumlah usaha mencapai puluhan.

Namun seiring berjalannya waktu, jumlah galangan kapal tersebut kian berkurang, dari puluhan kini hanya tersisa belasan saja.

Baca juga: Jadi Tersangka, Pelaku Penganiayaan Pemandu Lagu hingga Tewas Ternyata yang Membawa Korban ke Rumah Sakit

Berdasarkan data yang ada di Dinas Kelautan Perikanan dan Peternak (Dislutkanak), galangan kapal kayu di Batang jumlahnya pernah mencapai 60 unit.

Namun kini hanya tersisa 17 usaha galangan kapal saja yang masih tetap bertahan. Sehingga kapal kayu yang dihasilkan juga menurun drastis setiap tahunnya.

Menurut salah seorang Kepala Tukang Galangan Kapal, Tarsono, pembuatan kapal kayu di galangan kapal yang ada di Batang sempat mengalami kejayaan sekitar tahun 2011 lalu.

"Pada masa jayanya, di sepanjang alur sungai Sambong ini ada puluhan industri galangan kapal kayu. Namun kini tinggal belasan saja yang masih bertahan," ungkap Tarsono yang merupakan Kepala Tukang Galangan Kapal Nelayan Pantura Jaya yang ada di Kecamatan Batang, kemarin.

Berita lainnya: Toko Emas Berkah di Pasar Induk Kajen Digeruduk Warga, Transaksi Sementara Dipindah ke Polsek Kajen

Tarsono mengungkapkan, tutupnya industri galangan kapal kayu di Batang sendiri disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti jumlah pesanan yang terus menurun, hingga pandemi Covid-19 yang terjadi selama beberapa tahun.

"Pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun lalu, memang membawa dampak cukup besar bagi galangan kapal. Karena jumlah pesanan kapal baru ataupun kapal yang akan melakukan perbaikan, menurun drastis. Hal itu tentu saja menyebabkan menurunnya pendapatan pemilik usaha maupun pekerja," jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, omset ataupun keuntungan yang didapat dari pembuatan satu unit kapal kayu juga mengalami penurunan. Sehingga banyak pengusaha pemilik galangan lebih memilih menutup usahanya.

"Untuk produksi kapal sendiri, satu galangan setahun bisa mendapat pesanan sebanyak 4 unit saja sudah bagus. Padahal dulu bisa lebih, sehingga omset yang didapatkan jauh lebih besar," terang Tarsono.

Padahal, kapal yang dihasilkan dari galangan yang ada di Kabupaten Batang termasuk yang terbaik di Indonesia. Sehingga banyak pengusaha penangkapan ikan dari luar daerah mempercayakan pembuatan kapalnya di Batang.

Untuk jenis kapal yang yang dibuat diantaranya kapal cakalang, kursin, cumi dan cantrang. Sedangkan kayu yang digunakan adalah kayu bengkirai dan laban dari Kalimantan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: