Jalan Simego Seperti Kali Asat

Jalan Simego Seperti Kali Asat

*Warga Patungan Beton Jalan Di Titik Paling Berbahaya

PETUNGKRIYONO - Sebagian besar akses jalan utama menuju Desa Simego, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan buruk. Kondisinya seperti kali asat.

Para sopir, pemilik mobil dan warga setempat akhirnya patungan untuk membeli semen dan pasir. Warga gelar kerja bakti. Titik-titik jalan yang dinilai berbahaya dibeton. Batu-batu yang lepas ditata lagi. Itu pun tidak banyak. Karena jalan rusak di desa itu panjangnya sekitar 10 km.

Sekretaris Desa Simego, Didin S, kemarin, mengatakan, kondisi jalan di desanya parah. Jalan seperti kali asat. Jalan rusak itu di ruas Gumelem - Igir Gede hingga Simego - Kubang. Di tahun 2021, kata dia, ada perbaikan jalan sekitar 1,5 km. Sehingga jalan rusak masih ada 9,5 km.

"Itu akses utama warga Simego untuk ke kecamatan maupun ke Kalibening (Banjarnegara). Akses ekonomi, pendidikan, kesehatan. Pokoknya akses utama semuanya," ujar dia.

Disebutkan, pada tahun 2015 sebenarnya sudah ada perbaikan jalan di Simego. Namun diduga aspal jelek dan curah hujan tinggi, setahun kemudian jalan itu rusak lagi.

"Sampai sekarang masih rusak, bahkan rusaknya semakin parah," keluh dia.

Oleh karena itu, sopir, warga yang mempunyai mobil, dan warga setempat iuran untuk beli semen dan pasir. Jalan yang dinilai paling parah dibeton. "Betonnya juga baru sedikit. Itu yang di medsos warga kerja bakti. Batu-batu yang sudah pada lepas ditata kembali terus dibeton," ungkapnya.

Dengan kondisi yang buruk, jika ada ibu hamil akan melahirkan sangat krusial. "Jika akan melahirkan harusnya dibawa ke faskes di Puskesmas Petungkriyono. Kesulitannya di situ. Ketika kita harus menyelamatkan nyawa ke Petungkriyono kita takut, makanya kita bawa ke Kalibening, ke tetangga sebelah. Rata-rata yang sakit juga banyak yang ke PKU, Puskesmas Kalibening, atau RSUD Banjarnegara. Banyak yang ke sana," katanya.

Untuk pendidikan, anak-anak SD dan SMP pada pagi hari diantar orang tuanya. Siang hari dijemput. Di situ, sudah ada SMP Satu Atap. Dengan kondisi jalan yang rusak, risiko terjatuh atau tergelincir jadi tantangan sehari-hari warga setempat.

"Itu bagian dari risiko kita karena jalannya seperti itu," katanya.

Disebutkan, pada tahun ini ada alokasi anggaran dari DPU Taru sekitar Rp 2,5 miliar. "Kemarin yang muncul di medsos yang kira-kira tidak sampai ke perbaikan itu. Jadi misalkan perbaikannya kok cuma 3 kilo, lha itu di luar yang 3 kilo. Jadi jika nanti ada perbaikan, jalan yang belum diperbaiki juga agak mending. Cuma ya parah. Harusnya ya semuanya," tandasnya.

Harapan warga tahun ini semua jalan yang rusak bisa diperbaiki. "Barangkali ibu Bupati bisa mencarikan uang untuk perbaikan jalan di sini," harap dia.

Ditambahkan, dengan akses jalan yang buruk, harga-harga produk di desa itu menjadi lebih mahal. Karena ongkos transportasinya lebih mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: