Waduh, Inflasi Beras di Jateng Tinggi Padahal Stok Beras Surplus

Waduh, Inflasi Beras di Jateng Tinggi Padahal Stok Beras Surplus

Masyarakat Batang saat memborong beras dalam Gerakan Pangan Murah di Jalan Veteran Batang. -Radar Pekalongan/Novia Rochmawati -

*Sekda Provinsi Jateng Instruksikan Bulog Jaga Stok di Jateng

BATANG, RADAR PEKALONGAN - Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyebut jika stok beras di Jawa Tengah masuk dalam kategori surplus. Meski begitu diakuinya saat ini kondisi inflasi dari komoditi beras di Jateng cukup tinggi. 

Hal ini dikarenakan banyaknya beras di Jawa Tengah yang dijual ke daerah sekitar, khususnya ke Jakarta. Pasalnya beras di Jawa Tengah sendiri memiliki kualitas yang terbilang bagus. 

"Secara hitungan beras di Jateng itu surplus, cuma problemnya beras kita bagus dan diambil ke Jakarta dan Jabar. Karenanya kami mendorong Bulog untuk menyerap beras dan mampu bersaing dari sisi harga.

Sebenarnya beras Jateng buat petani bahagia karena harganya. Saya mohon Bulog agar bisa menjaga beras di Jawa Tengah, agar inflasi beras tidak tinggi," ujar Sumarno saat menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) di Jalan Veteran Batang, Senin (26/62023). 

Dalam kesempatan ini, Pemprov turut menggelar GPM dilakukan secara nasional dan serentak yang di canangkan oleh Badan pangan nasional (Bapanas). Hal ini dilakukan untuk menekan inflasi dan mendukung stabilitas harga dan stok pangan jelang Idul Adha. 

"Dari Pemrov Jateng dan Pemkab Batang juga melakukan subsidi transportasi distribusi untuk menjaga stabilitas dan pemerataan," imbuh Sumarno. 

Saat ini nilai inflasi di Jateng masih di angka 4 persen. Sumarmo menyebut jika angka ini secata nasional nilainya sama, artinya sangat terkendali sekali. Karena di luar negeri ada yang diatas 10 persen bahkan ada yang 100 persen nilai inflasinya. 

"Kita harus tetap bersyukur dengan kondisi Indonesia yang lebih aman. Karena negara kita juga penghasil pangan di negara lain banyak terjadi inflasi karena bukan negara penghasil pangan," jelasnya. 

Adapun yang sering terjadi inflasi itu pada produk pangan kedelai karena masalahnya impor. Begitu juga dengan daging yang masih banyak impor.

Pimpinan Wilayah Perum BULOG Jateng Akhmad Kholisun menjelaskan jika stok pangan di Jateng mencukupi. 

"Stok ini terus bertambah karena serapan dari produksi petani di Jawa Tengah terus berjalan. Saat ini pengadaan berkisar antar 600 ton per hari ini," ungkapnya. 

Ia juga membenarkan jika produksi pangan di Jawa Tengah itu surplus. Tapi tak hanya diserap di wilayah Jateng saja, tetapi turut diserap wilayah lain. 

"Sehingga ini yang mempengaruhi fluktuasi harga beras di Jateng," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: