Bappenas Evaluasi Penanganan Rob di Kota Pekalongan

Bappenas Evaluasi Penanganan Rob di Kota Pekalongan

DISKUSI - Rombongan dari Bappenas RI berdiskusi dengan Wali Kota Pekalongan dan jajarannya terkait penanganan rob di Kota Pekalongan.-Ainul Atho-

KOTA - Rombongan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas RI) meninjau proyek penanganan banjir dan rob di kota dan kabupaten Pekalongan. Hasil tinjauan akan dijadikan evaluasi penanganan rob untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Kehadiran rombongan dari pemerintah pusat merupakan respon dari laporan Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid terkait kondisi tanggul raksasa yang sudah limpas. Rombonganmelakukan tinjauan di sejumlah titik seperti tanggul raksasa, tanggul laut dan beberapa proyek penanganan rob lainnya.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas, Ervan Maksum menyampaikan bahwa, tujuannya datang ke Kota Pekalongan tersebut yakni menindaklanjuti laporan Wali Kota Pekalongan terkait permasalahan rob.

"Jadi kami dari Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas, kami melihat kondisi rob secara langsung di Kota Pekalongan, ternyata cukup dahsyat, garis pantainya juga sudah menjorok lebih dari 100 meter ke permukiman," tuturnya.

Menurutnya, dari tinjauan ini akan menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan oleh Bappenas dan mencari solusi bersama dalam penanganan banjir dan rob yang terjadi di Kota dan Kabupaten Pekalongan.

"Tadi juga kita bahas langkah solusi untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, dan masyarat tetap terlindungi dari program penanganan ini. Namun, untuk saat ini kita fokuskan pada Kali Bremi dan Meduri, kemudian Tanggul Laut akan kita lanjutkan karena sejak diresmikan Tahun 2019, tetapi Tahun 2023 ini kondisi airnya sudah melimpas," terangnya.

Lanjut Ervan menilai, untuk kondisi penurunan muka tanah (land subsidence) di Pekalongan juga cepat sekali, sehingga perlu diantisipasi dan dipikirkan bersama penanganannya baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Daerah setempat. Sebab, bagaimanapun land subsidence ini salah satu penyebabnya adalah pengambilan air tanah. 

"Kita akan menyediakan air baku untuk air minum. Untuk jangka panjang, kita akan lakukan dengan kolaborasi bersama Program Kemitraan negara donor Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan sasarannya Pelabuhan Onshore  dan Pantai ini, sifatnya lebih ke permanent solution. Kalau jangka menengah meneruskan tanggul raksasa, sementara jangka pendek tanggul laut sampai Pabean kita teruskan," tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid menambahkan, kedatangan tim Bappenas dan Pemerintah Provinsi tersebut merupakan hasil dari komunikasi antara Pemkot dengan Wakil Ketua MPR dan Bappenas RI.

"Alhamdulillah beliau fast respon, dan langsung menyempatkan datang kesini untuk melihat situasi dan kondisi di Kota Pekalongan, kemudian rencana akan segera dirapatkan terkait pendanaan dan sebagainya," beber Aaf, sapaan akrab Wali Kota.

Aaf memaparkan, untuk penanganan rob secara darurat sebenarnya sudah dilakukan dan masih berjalan. 

"Ini masih berjalan, berproses, dan sudah ada dampak yang dapat dirasakan oleh wilayah Pekalongan Utara dibandingkan sebelum adanya tanggul raksasa ini. Walaupun limpas kemarin sempat limpas, langsung kita perbaiki. Tetapi saat ini yang belum tertangani itu Kali Bremi dan Meduri karena wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan. Sehingga, ini kami bersama dengan teman-teman dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan juga berkoordinasi dengan Bappenas," pungkasnya.(nul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: