Bahaya Paksa Calistung Pada Anak, Bisa Ganggu Pertumbuhan Mental

Bahaya Paksa Calistung Pada Anak, Bisa Ganggu Pertumbuhan Mental

DOK - Bunda PAUD melakukan kegiatan bersama anak-anak PAUD.-Malekha-

KOTA - Hingga kini masih ada orang tua yang beranggapan bahwa anak masuk SD harus pintar membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Padahal hal tersebut kurang tepat, sebab bisa mengganggu mental dan tumbuh kembang anak.

Bunda PAUD Kota Pekalongan, Hj Inggit Soraya, mengingatkan orang tua untuk tidak terlalu khawatir jika anaknya belum mampu calistung saat anak masuk SD. Karena masa peralihan anak dari PAUD ke SD itu masih sama, yaitu belajar sambil bermain.

“Selepas PAUD masuk SD anak masih masa bermain. Yang benar baru setelah naik ke kelas berikutnya Calistung dengan lebih intens,” jelasnya.

Mengingat, anak usia dini merupakan masa di mana anak mempelajari sesuatu melalui bermain. Sehingga hendaklah, anak diajari dengan metode permainan. Untuk itu, orang tua dan satuan lembaga pendidikan diimbau untuk tidak memaksa peserta didik TK maupun PAUD untuk lancar Calistung. Semua komponen harus mendukung masa peralihan anak dengan baik. Mulai dari penyelenggaraan PAUD hingga orang tua masing-masing.

Senada dengan Bunda PAUD Pekalongan, Kabid PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Sherly Imanda Hidayah menuturkan, masa transisi anak ini menjadi salah satu perhatian untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.

Anak usia dini merupakan fase di mana anak tumbuh dan berkembang melalui konsep belajar dan bermain. Apabila dalam tumbuh kembangnya anak dipaksa untuk menguasai calistung, maka hal tersebut berpotensi terhadap perkembangan anak di masa selanjutnya. “Dan bisa saja dapat memicu anak putus sekolah karena tidak menikmati proses belajarnya,” katanya.

Menurutnya, anak usia dini ini kodratnya adalah belajar dan bermain, jadi kalau mau mengajarkan calistung kepada harus dengan belajar dan bermain. Tidak hanya duduk diam, karena hal tersebut justru akan berpotensi merusak kecerdasan dan perkembangan anak.

“Kalaupun belajar calistung harus dengan metode bermain,” tegas Sherly.

Sherly berpesan kepada orang tua untuk tidak terlalu khawatir jika anaknya belum bisa calistung menjelang SD. Karena nantinya ketika anak di atas usia 6 tahun, secara otomatis akan memahami angka dan membaca dengan sendiri. Namun, orang tua juga perlu memberikan stimulasi, salah satunya dengan membacakan buku cerita ataupun dongeng kepada anak.

Sherly menambahkan, ketika anak-anak berada di atas 6 tahun, mereka akan dengan mudah mengenal bagaimana angka maupun huruf. “Karena sesuai dengan perkembangan otaknya,” pungkas Sherly.(mal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: