Jangan Manfaatkan Organisasi untuk Berpolitik Praktis

Jangan Manfaatkan Organisasi untuk Berpolitik Praktis

*Kepengurusan PDPM 2019-2023 Dilantik

DILANTIK - Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Tengah, Eko Pujiatmoko, melantik Kepengurusan PDPM Kabupaten Kendal periode Muktamar XVII, 2019- 2023.

KENDAL - Kepengurusan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Kendal periode Muktamar XVII, 2019- 2023, resmi dilantik, Minggu (27/10) siang, di Gedung DPRD Kendal. Pelantikan dilakukan oleh salah satu Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Eko Pujiatmoko.

Pelantikan dan sekaligus tabligh akbar bersama Drs H A Dahlan Rais MHum, tersebut dihadiri Bupati Kendal Mirna Annisa. Kepengurusan baru, menjabat ketua, sekretaris dan bendahara, masing- masing adalah Lutfi Ahyani, Tamari Sukoco, dan Hari Sofwan.

Dalam sambutanya, Bupati Mirna Annisa mengatakan, dengan dilantiknya kepengurusan PDPM Kabupaten Kendal yang baru, diharapkan bisa ikut membantu membangun Kabupaten Kendal yang lebih konrit. Terlebih, saat ini Kendal merupakan satu-satunya kabupaten yang diharapkan bisa menjadi penyangga perekonomian di Jawa Tengah. "Untuk itu, masyarakat Kendal khususnya pemuda Muhammadiyah bisa memberikan sumbangsih kepada pemerintah agar Kabupaten Kendal bisa maju perekonomiannya. Sumber Daya Manusia di pemuda Muhammadiyah hebat-hebat," katanya.

Apalagi dengan akan munculnya Kawasan Ekonomi Khusus(KEK), Kendal benar- benar menjadi kabupaten yang tak dipandang sebelah mata oleh kabupaten lain. "Saya minta doanya. Semoga saya mampu menghadapi ini semua. Semoga saya tetap sehat dan Kabupaten akan lebih maju," ungkapnya.

Sementara itu, dalam tausyiahnya, Dahlan Rais mengatakan, tidak ada larangan bagi Pemuda Muhammadiyah untuk terjun dunia politik. Namun demikian, ia mengingatkan, jangan ketika di pemuda Muhammadiyah menggunakan organisasi untuk kepentingan politik, apalagi politik praktis. Jika itu politik kebangsaan, hal itu sudah menjadi melekat dalam diri pemuda Muhammadiyah.

"Lah itu, kadang dididik jadi kader dakwah malah berpolitik. Apa tidak boleh boleh banget. Tapi yang jelas, kalau sudah niat dan punya minat kemudian berlatih dan cari bekal politik, silahkan berpolitik. Bedanya apa politik dan dakwah, kalau politik itu seperti cuaca, berubah dengan cepat," terang Dahlan Rais.

Dia menyebut politik terbiasa menyalahi keajegan (keluar dari pakem). Sebaliknya, dakwah itu seperti air mengalir yang ajeg, mengalir pelan, lama, membosankan, dan tidak cepat hasilnya. "Maka pesan saya, jangan sekali-kali untuk bosan berdakwah," pintanya.

Ketua PDPM Kendal, Lutfi Ahyani mengatakan, sesuai dengan tema pada Musda PDPM, ia akan ikut serta memajukan Kabupaten Kendal, selain dakwah keislaman. Untuk dakwah keislaman ini, PDPM sedang fokus memunculkan ulama- ulama muda. "Ke depan, imam-imam, khotib- khotib yang bakal dimunculkan adalah yang muda- muda," katanya.

Sedangkan untuk memajukan Kabupaten Kendal, PDPM siap bekerja sama dengan Pemkab untuk bersama- sama membangun kabupaten yang yang kini masih terus berbenah ini. "Saya berharap, pemuda Muhammadiyah harus mempunyai kompetensi keagamaan. Karena umat itu butuh panutan. Pemuda Muhammadiyah juga harus punya kompetensi agar tak ketinggalan informasi yang berkembang pesat," ucapnya. (lid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: