Jangan Merasa Paling Benar dalam Beragama

Jangan Merasa Paling Benar dalam Beragama

TAUSHIAH - Pengasuh Ponpes Butet Cirebon, KH Adib Rofiudin Izza, saat menyampaikan taushiah di kegiatan Majelis Dzikir dan Istighotsah, Ngaji Bareng dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

KENDAL - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Butet Cirebon, KH Adib Rofiudin Izza, mengingatkan umat Islam untuk tidak merasa paling benar dalam menjalankan amaliah agama. Pesan itu disampaikan di hadapan ratusan jamaah yang menghadiri kegiatan Ngaji Bareng dan Maulid Nabi Muhammad yang diselenggarakan Majlis Dzikir dan Istighosah Manajemen Arya, Sabtu (2/11) malam.

Kiai Adib itu mengaku kurang sreg dengan perilaku sebagian umat Islam yang merasa paling benar. "Misalkan, ada orang yang memakai celana cingkrang saat ini seolah-olah dialah yang paling benar. Padahal tidak seperti itu," katanya.

Menurut dia, masalah isbal tersebut bukanlah perkara baru. Saat itu ada salah satu sahabat yang mengenakan pakaian di bawah mata kaki dan dianggap sombong. "Perilaku sahabat tersebut ditegur oleh Rasulullah Saw karena dinilai menyombongkan diri," ungkap Mustasyar PBNU tersebut.

Namun di saat yang sama, sahabat Abu Bakar juga mengenakan jubah di bawah mata kaki. Tetapi yang dilakukan Abu Bakar tidak untuk menyombongkan diri, sehingga tidak ditegur Rasulullah.

"Tentu, keterangan tersebut sangat jelas. Tidak ada ajaran mengenakan celana cingkrang. Sekarang saja yang memakai celana cingkrang merasa paling benar," tukasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kendal, H Muhammad Makmun, mengapresiasi kegiatan dzikir dan istighosah yang digelar Manajemen Arya. Dia berharap kegiatan tersebut bisa berjalan langgeng.

"Kegiatan ini sangat positif, selain sebagai ajang silaturahmi, majelis dzikir dan tabliq akbar ini bisa menambah wawasan keilmuan beragama serta meningkatkan iman dan takwa," katanya.

Ketua panitia, Zaenal Alimin mengatakan, kegiatan tersebut sekaligus memperingati hari lahir Majelis Zikir dan Istighosah Manajemen Arya. Selama ini, agenda yang dilakukan adalah menggelar istighosah bergilir tiap satu bulan sekali. Anggota majelis berasal dari berbagai profesi, mulai Ketua DPRD H Muhammad Makmun, perangkat desa, kades, petani, dan pedagang. "Meski baru berdiri sekitar satu tahun lalu, anggota yang bergabung mencapai puluhan," katanya. (lid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: