516 Sekolah Jenjang SD dan SMP Neger Gelar MPLS

516 Sekolah Jenjang SD dan SMP Neger Gelar MPLS

PEMBUKAAN - Suasana upacara pembukaan MPLS di salah satu SMP negeri di Wonosobo, Senin (17/7). -Mg7-

WONOSOBO - Total sebanyak 516 sekolah negeri di jenjang SD dan SMP di Wonosobo lakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara tatap muka. Kegiatan tersebut dimulai pada Senin, 17 Juli 2022 di masing-masing lembaga pendidikan formal.

Kabid Bina Program dan Pengembangan, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Wonosobo, Lintang Esti Pramanasari menilai, kegiatan MPLS tahun ini ada perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"MPLS tahun ini berbeda karena kita sekarang sudah endemi. Kalau tahun 2022 kegiatannya tatap muka tapi dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Sedangkan di tahun sebelumnya, MPLS dilakukan daring," katanya, belum lama ini.

Diungkapkan, 516 sekolah negeri tersebut terbagi sebanyak 444 SD dan 72 jenjang SMP. Kemudian total populasi peserta didik baru yaitu sebanyak 13.494 siswa yang sedang mengikuti kegiatan MPLS.

"Kalau SD jumlah siswanya ada 7.104, sedangkan yang SMP 6.390 siswa. Jadi, total keseluruhan yang ikut MPLS sebanyak 13.494 siswa," ungkapnya.

Lintang mengatakan, populasi peserta didik baru tersebut berdasarkan jalur-jalur yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jalur-jalur itu disebutkan meliputi jalur afirmasi, zonasi, perpindahan tugas orang tua, hingga jalur prestasi.

"Untuk SMP ada 4 jalur, dan SD juga sama kecuali jalur prestasi. Semua jalur sudah terisi oleh 13.494 siswa tersebut," jelas Lintang.

Dalam praktiknya, ia berharap agar pelaksanaan MPLS dapat dijalankan dengan baik. Baginya, momen tersebut adalah untuk pengenalan antara siswa, guru, dan berbagai hal di lingkungan sekolah.

"MPLS itu tidak hanya siswa harus mengenal guru dan sekolah. Tapi juga sebaliknya, guru juga harus kenal dengan siswa," ucapnya.

Menurutnya, kegiatan tersebut sekiranya dapat menjadi acuan bagi guru dalam memperlakukan siswa sesuai dengan jalur masuk peserta didik yang telah dilalui pada tahap PPDB sejak bulan lalu.

"Guru harus paham siswanya. Misal siswa yang masuk di jalur afirmasi baik itu faktor ekonomi ataupun disabilitas, tentu harus dalam porsi yang beda dengan jalur lainnya. Dan seterusnya," terangnya.

Selain itu, Kabid Kurikulum dan Pengendalian Mutu, Disdikpora Wahyu Widada Basuki mengatakan, konsep pelaksanaan MPLS harus kedepankan tiga hal yaitu aman, nyaman, dan menyenangkan.

"Kita sekarang sudah merujuk pada IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka). Sehingga para guru harus bisa membuat siswa aman, nyaman, dan menyenangkan di lingkungan sekolah," katanya.

Diungkapkan, masa MPLS antara jenjang SD dan SMP tahun 2023 berbeda. Menurutnya, porsi MPLS bagi SD perlu waktu yang lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: