7 Dosa Besar Orang Tua Saat Membesarkan Anak, Efeknya Bisa Sampai Masa Dewasa!

7 Dosa Besar Orang Tua Saat Membesarkan Anak, Efeknya Bisa Sampai Masa Dewasa!

ilustrasi dosa besar orang tua saat membesarkan anak-tangkapan layar-pexel.com

RADARPEKALONGAN – Membesarkan dan mendidik anak tidak hanya butuh persiapan finansial dan mental yang kuat, namun juga edukasi parenting. Hal itu diperlukan agar tidak melakukan dosa besar orang tua saat membesarkan anak. 

Mungkin saat itu tidak terlalu disadari, tapi hal ini bisa berlanjut efeknya bahkan sampai anak tumbuh besar sampai dewasa. Inner child yang kerap jadi topik pembicaraan belakangan ini bisa muncul karena beberapa dosa besar orang tua saat membesarkan anak tersebut.

Cukup mengerikan, bukan? Sebagai orang dewasa yang masih perlu banyak belajar, yuk mulai perhatikan aspek sekecil apapun saat mendampingi anak bertumbuh agar bisa meminimalisir kesalahan yang bisa kita lakukan.

1. Tidak Memiliki Quality Time

Untuk membentuk kedekatan dengan anak, orang tua perlu meluangkan waktu berkualitas yang cukup agar bisa mengerti dan merasakan kehadirannya satu sama lain. Meskipun dalam kaca mata orang tua anak menyukai suasana ramai alih-alih berdua dengan orang tua, tetap sediakan kesempatan tersebut.

Pun saat memiliki anak lebih dari satu, maka baiknya juga menyediakan waktu untuk masing-masing anak agar mereka merasakan perhatian penuh dari orang tua dan tidak ada munculnya rasa cemburu atau bersaing sesama saudara.

2. Tidak Konsisten Menerapkan Aturan

Sikap plin-plan termasuk salah satu dosa besar orang tua saat membesarkan anak. Dengan berubahnya aturan yang ditetapkan bisa membuat anak tumbuh dengan tidak tertib dan sulit diarahkan. Mereka jadi tidak mengerti kehendak orang tua sehingga akhirnya bingung sendiri.

BACA JUGA:4 Cara Mendidik Anak Agar Mandiri Sejak Dini, Salah Satunya Berikan Mereka Kesempatan dan Kepercayaan!

Sebaliknya, saat peraturan yang ditetapkan orang tua dijalankan dengan konsisten seperti misalnya jam makan, jam tidur, dan konsekuensi saat mereka berperilaku buruk, anak jadi mengerti, bisa memprediski, dan tumbuh bahagia.

3. Terlalu Banyak Membantu Anak

Masa perkembangan anak memang penuh dengan tantangan dan proses belajar. Pasa fase tersebut orang tua tidak dianjurkan untuk membantu bahkan menyelesaikan semua masalah dan tantangan yang dihadapi anak.

Misalnya saat mereka kesusahan mengambil mainan di bawah meja, mengancingkan baju, atau membereskan barang-barang. Sekalipun orang tua sudah tidak sabar dan ingin membantu anak yang kesulitan atau kerepotan, tahan diri.

Biarkan mereka mencoba melakukannya sendiri sehingga bisa belajar mandiri dan menyelesaikan masalah. Bantuan yang diberikan terus menerus hanya akan membuat anak merasa tidak mampu menyelesaikan apapun sendiri sehingga bergantung kepada orang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: