PMII Sentil Progres KIK
Ikatan Alumni Kendal Dibentuk
Kepengurusan Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Kabupaten Kendal resmi dibentuk, Sabtu (23/3), di Pendopo Kabupaten Kendal. Pengukuhan itu juga dirangkai saresehan yang membahas permasalahan Kawasan Industri Kendal (KIK).
IKA PMII Kabupaten Kendal dipimpin Muhammad Makmun, yang juga notabene Wakil Ketua DPRD Kendal. Sementara pengukuhan dilakukan langsung oleh Ketua Umum PB IKA PMMI, Akhmad Muqowam.
Acara dilanjut dengan sarasehan bersama para tokoh dengan tema "Kawasan Industri di Kendal: Lingkungan berkelanjutan, Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Kesempatan Kerja". Sebagai narasumbernya, antara lain DPD RI, anggota DPR RI, pejabat kementerian, Pemprov Jateng, Pemkab Kendal, anggota DPRD Kendal, dan akademisi serta perwakilan KIK.
Ketua IKA PMII Kabupaten Kendal, Muhammad Makmun mengatakan, dibentuknya IKA PMMI Kabupaten Kendal ini untuk memberikan sumbangsih bagi kemajuan Kabupaten Kendal melalui kritik maupun saran kepada pemerintah maupun lembaga lainnya. Salah satunya menyoroti keberadaan KIK.
"Banyak tokoh di IKA PMMI, baik politisi, pengusaha, perguruan tinggi dan lainnya, sehingga mereka bisa diajak berbicara tentang berbagai permasalahan yang ada di Kabupaten Kendal," katanya.
Menyinggung soal KIK, Makmun menyebut keberadaannya harus berdampak positif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia menilai perkembangan KIK masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, sarasehan sengaja mengundang orang-orang yang berkompeten untuk mencari solusi agar progres KIK bisa segera terealisasi.
"KIK ini sangat strategis yang bisa dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek tenaga kerja dan industri, namun juga memiliki dampak lingkungan yang harus diperhatikan," terangnya.
Sementara itu, Ketua PB IKA PMII, Akhmad Muqowam mengatakan, KIK merupakan satu dari 17 Kawasan Industri yang menjadi proyek strategis nasional. "NAmun sayang, hanya dua yang baru terealisasi, yakni Kawasan Industri Kendal (KIK) dan di Pulau Bintan," katanya.
Perwakilan KIK, Didik Purbadi menjelaskan, saat ini sudah ada 51 perusahaan yang telah berinvetasi di kawasan industri yang dikelola pihaknya. Namun darijumlah itu, baru 7 perusahaan yang sudah beroperasi. Pihaknya telah mempersiapkan secara baik dalam pengelolaan Kawasan Industri.
"Sepetri memperhatikan ketersediaan energi, memperhatikan kondisi lingkungan, dan persamaan hak antar perusahaan," katanya.
Menurut Didik, para para investor membutuhkan insentif dari pemerintah agar segera dapat membangun perusahaannya di Kawasan Industri Kendal. Seperti perusahaan Fiber Optik yang baru proses membangun. "Harapannya, perusahaan tersebut dapat diberikan insentif agar dapat segera beroperasi," terangnya. (lid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: