Jembatan Darurat Bailey Segera Dibangun di Sungai Keruh

Jembatan Darurat Bailey Segera Dibangun di Sungai Keruh

*Musim Hujan, Warga Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Kalikeruh

KANDANGSERANG - Untuk mempermudah aksesibilitas masyarakat di daerah perbatasan Kabupaten Pekalongan dengan Pemalang di Desa Luragung, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, Pemkab Pekalongan akan segera membangun jembatan darurat bailey. Sebelum bulan Ramadan 2019, jembatan bailey ini sudah selesai dibangun. Masyarakat di wilayah pegunungan tersebut tidak perlu lagi mempertaruhkan nyawanya dengan melintasi puing-puing bangunan Jembatan Kalikeruh yang putus diterjang banjir sejak Februari 2018.

Jembatan Darurat Bailey. (dok istimewa)

Masyarakat di sekitar Kandangserang dan para pekerja yang biasa melintasi daerah itu berharap sejak lama agar pemerintah membuatkan jembatan darurat untuk menggantikan jembatan lama yang putus. Pasalnya, sejak jembatan itu putus satu tahun lalu, warga nekat melintasi puing-puing bangunan jembatan lama yang teronggok di dasar sungai. Untuk turun ke dasar sungai, warga menggunakan tangga setinggi 11 meter dengan kelerengan 70 derajat.

Di saat musim hujan seperti saat ini, warga yang menerabas sungai ini sangat berisiko. Tangga yang terbuat dari bambu sangat licin. Arus sungai pun rawan banjir bandang.

"Untuk memperpendek jarak tempuh masih banyak warga yang nekat menyeberangi sungai dengan menuruni tangga dan berjalan di antara puing-puing bangunan jembatan lama yang ada di sungai. Ini sangat membahayakan, apalagi saat musim hujan seperti ini. Tangganya sangat tinggi, membahayakan anak-anak juga," terang Mustofa (40), warda Desa Mulyorejo, Kecamatan Kesesi.

Mustofa mengatakan, istrinya bekerja sebagai guru di Kandangserang. Istrinya itu, lanjut dia, lebih sering memilih menyeberangi Sungai Kalikeruh daripada harus memutar melalui jalur Kesesi-Kajen-Kandangserang. "Dari arah Kesesi ke Kandangserang akan lebih dekat melalui jalur Watukumpul-Kandangserang," katanya.

Kabid Binamarga DPU dan Taru Kabupaten Pekalongan Arif Gunawan, Kamis (28/3), menerangkan, jembatan darurat bailey akan segera dibangun dengan posisi pemasangan di atas jembatan lama. Menurutnya, material jembatan bailey mulai dimobilisasi rencananya hari Sabtu (30/3) dan Minggu (31/3).

"Proses pemasangan atau perakitan jembatan bailey selama 30 hari kerja. Sebelum Ramadan dan Lebaran jembatan ini sudah jadi," katanya.
Diterangkan, panjang jembatan bailey tersebut 48 meter dengan lebar 4 meter. Pembangunan jembatan bailey ini menggunakan Dana Tak Terduga (DTT) di BPBD Kabupaten Pekalongan sebesar Rp 321 juta. "Awal Mei jembatan bailey sudah bisa digunakan," kata dia.

Dikatakan, jembatan bailey tersebut hanya bisa dilalui oleh sepeda motor. Mobil, kata dia, tidak boleh melintasi jembatan bailey tersebut. Pihaknya akan memasang portal di jembatan bailey tersebut agar mobil tidak bisa melintasinya. "Nanti kan ada proyek pekerjaan baru juga. Jika jembatan bailey ini dibuka juga untuk mobil, kita khawatir angkutan proyek jembatan akan melintasi jembatan bailey juga, makanya nanti akan kita portal," terang dia.

Seperti diberitakan, Jembatan Kalikeruh di Desa Luragung, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan yang putus sejak pertengahan Februari 2018 tak kunjung diperbaiki. Akibatnya, masyarakat banyak yang mempertaruhkan nyawanya untuk melintasi puing-puing jembatan yang hancur di tengah Sungai Keruh untuk mempersingkat jarak tempuh dari Kabupaten Pemalang dan sebaliknya. Pasalnya, jika memutar melintasi Kota Kajen akan memakan waktu sekitar dua jam.

Masyarakat yang nekat melintasi puing-puing jembatan sebagian besar merupakan petani di sekitar Kandangserang, tenaga pendidik, dan pelajar. Mereka nekat menyeberangi sungai dengan menapaki puing-puing bangunan jembatan lama yang teronggok di sungai. Padahal, saat ini musim hujan sehingga rawan terjadi banjir bandang di sungai tersebut. Untuk naik ke atas dari dasar sungai, mereka menggunakan tangga setinggi 11 meter dengan kemiringan 70 derajat.

Atik prastuti (40), salah satu guru honorer dari Desa Luragung, salah satunya yang hampir setiap hari nekat menyeberangi sungai tersebut. Pasalnya, ia mengajar di SDN 02 Cawet, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Jika memutar ke arah Kajen-Kesesi-Watukumpul, maka jarak tempuhnya bisa menjadi dua jam. Dengan menyeberangi sungai yang arusnya deras itu, guru honorer dengan gaji Rp 200 ribu perbulan ini hanya butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke tempat kerjanya. "Saya ikhlas untuk mengajar meski kondisinya seperti ini. Modal kami adalah semangat untuk mencerdaskan anak-anak. Jika memutar melalui Kota Kajen ongkosnya terlalu tinggi, dan jaraknya sangat jauh," tuturnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Rabu (30/1) siang, meninjau kondisi Jembatan Kalikeruh di Desa Luragung, mengatakan, pemerintah provinsi akan membantu Rp 17 miliar untuk pembangunan Jembatan Kalikeruh. Pembangunan jembatan ini, ujar Ganjar, akan dilakukan pada tahun 2019 ini. Untuk sementara agar masyarakat bisa menyeberangi sungai tersebut, akan dibangun jembatan bailey. "Untuk percepatan agar masyarakat bisa jalan, pertama bangun jembatan bailey," ujarnya. (ap5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: