Dampak Kekeringan, Petani di Batang Merugi Karena Gagal Panen

 Dampak Kekeringan, Petani di Batang Merugi Karena Gagal Panen

TUNJUKKAN BUNGA - Salah satu petani, Harto saat menunjukkan bunga pohon yang rontok karena kekeringan.-Novia Rochmawati-

BATANG - Kondisi kekeringan terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Batang, meski tak meluas. Tak hanya kekurangan air bersih, banyak petani yang mengeluh merugi. Salah satunya seperti yang dialami Adi, petani asal Pecalungan. 

"Gara-gara kekeringan, durian saya bunganya rontok sebelum tua. Bahkan ada beberapa pohon yang mati saa sedang berbuah," tuturnya saat diwawancarai, Rabu (13/9/2023).

Sama dengan Adi, hal ini turut disampaikan petani asal Selokarto Pecalungan Batang, Harto. Ia menyebut, musim kemarau panjang ini membuat tanaman kekurangan air. Baik tanaman sayuran maupun buah-buahan. Untuk tanaman keras seperti alpukat, durian dan lainnya yang berusia di bawah 3 tahun banyak yang mati kekeringan. 

"Dengan kekeringan ini panen menurun, dan musim tanam mundur. Banyak bermunculan hama pengerek Batang. Hasil panen durian rontok sebelum tua dan yg tua pecah sehingga hambar. Termasuk Sayur yang gagal panen, seperti timun, kacang panjang. Kalau diprediksi kerugian hampir sekitar 35 persen," jelas Harto. 

Untuk meminimalisir potensi kurugian, para petani pun melakukan upaya pencegahan. Seperti dengan menghemat sumber air dengan cara irigasi tetes (mekanisasi), membuat kolam-kolam tampung, dan  Pengendalian hama, penyakit, gulma, dan virus. 

Pihaknya berharap BMKG atau dinas terkait bisa memberikan informasi terkait cuaca. Selain inti kami berharap juga nantinya dalam jangka panjang, irigasi pipanisasi bisa menjadi program prioritas. 

"Kami meminta agar pemerintah bisa lebih tanggap dengan menghadirkan program irigasi dan pipanisasi untuk jangka panjang. Dan juga adanya sosialisasi yang lebih masif terkait adanya perubahan cuaca hingga ke petani," pungkasnya. (Nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: