Jumlah Kasus Stunting di Dua Kecamatan Ini Tertinggi di Batang, Pemkab Bentuk Satgas Penanganan
BATANG - Dua kecamatan di Kabupaten Batang mendapat perhatian khusus dalam penanganan Stunting. Pasalnya, jumlah kasus Stunting di kedua wilayah tersebut menjadi yang terbanyak dibandingkan lainnya dengan perbandingannya dari jumlah anak dan banyaknya desa.
"Kasus Stunting di Kecamatan Blado dan Kandeman menjadi yang terbanyak di Kabupaten Batang. Untuk menanganinya, kita akan lakukan percepatan, salah satunya dengan membentuk tim satgas penanganan stunting," ujar Bupati Batang, Wihaji dalam pertemuan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD), di Agro Pagilaran, Selasa (09/11/2021). Kegiatan itu menghadirkan seluruh penyuluh KB dan PPKBD se-Kabupaten Batang.
Bupati Wihaji menjelaskan, tim satgas penangan stunting tersebut berasal dari petugas penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB). Satgas ini akan berkoordinasi dengan bidan desa, sehingga bisa lebih optimal dalam melakukan penanganan Stunting.
"Dengan percepatan ini diharapkan kasus stunting bisa diminimalisir, agar ke depan anak-anak menjadi generasi yang lebih baik," harap Bupati.
Lebih lanjut dijelaskan, percepatan penanganan stunting dilakukan dengan melihat penyebabnya. Pihaknya menguraikan permasalahan yang ada untuk mencarikan solusinya. Seperti gizi, sanitasi, dan jamban. Itu menjadi percepatan yang menyesuaikan dengan lokasi yang telah ditentukan. Agar jelas targetnya di mana saja.
"Ini penekanan, sesuai dengan arahan bapak Presiden untuk percepatan penanganan stunting. Di Batang saya awal dulu 25 persen sekarang tinggal 15,67 persen," tegasnya.
Sementara itu, Kelapa Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Supriyono menyebutkan, jumlah penyuluh PLKB di tingkat desa sebanyak 250 orang dan tingkat Kabupaten ada 68 orang yang siap menjadi pendamping atau satgas percepatan penurunan angka stunting.
"Petugas satgas stunting yaitu melakukan pencegahan dengan memantu ibu hamil, remaja calon pengantin, ibu melahirkan dan ibu yamg memiliki bayi usia dua tahun (Baduta)," kata Supriono.
Meraka akan di pantau oleh satgas penanganan stunting, kata dia, untuk mendeteksi gejala - gejala dari mulai remaja, ibu hamil, bayi baru lahir hingga bayi usia dua tahun.
"Selanjutnya OPD yang mengampu penanganan stunting seperti Dinkes, Dinas Pertanian daln lainya melakukan penanganannya dengan memberikan bantuan makanan tambahan dan bantuan pendukung lainya," tukasnya.
Perlu diketahui, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Batang jumlah penderita stunting mengalami tren penurunan dari 16,72 persen di tahun 2020, menjadi 15,67 persen per Februari 2021. (don)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: