Jumlah Pengungsi Terdampak Banjir di Kota Pekalongan Terus Bertambah

Jumlah Pengungsi Terdampak Banjir di Kota Pekalongan Terus Bertambah

KOTA - Jumlah warga yang mengungsi akibat banjir di Kota Pekalongan, Senin (7/2/2022), bertambah. Posko Siaga Bencana BPBD Kota Pekalongan melaporkan, sampai Senin pukul 12.00 WIB total ada 171 warga yang mengungsi.

Jumlah ini mengalami penambahan cukup siginifikan dibandingkan kondisi sehari sebelumnya yang mana jumlah pengungsi mencapai 105 jiwa.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD setempat, Dimas Arga Yudha, menjelaskan warga terdampak banjir itu mengungsi di tiga titik di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat. Perinciannya, di TPQ Al Hikmah, Kampung Baru, Kelurahan Tirto sebanyak 105 jiwa. Kemudian di Aula Kelurahan Tirto sejumlah 63 jiwa, dan di Aula Kecamatan Pekalongan Barat sejumlah 3 jiwa. "Informasi masih terus berkembang. Namun sampai siang ini total jumlah pengungsi sebanyak 171 jiwa," kata Dimas, Senin (7/2/2022).

Dimas menjelaskan bahwa banjir yang melanda kota batik sejak Minggu (6/2/2022) disebabkan karena hujan dengan intensitas sedang namun dengan durasi panjang sejak Sabtu siang hingga malam. Hal itu mengakibatkan genangan di beberapa wilayah Kota Pekalongan. "Drainase bertumpu pada Sungai Bremi menyebabkan air limpas ke permukiman di wilayah Kelurahan Tirto, Kelurahan Pasirkratonkramat dan Kelurahan Padukuhan Kraton," bebernya.

Ditambah lagi pada Minggu malam, kembali terjadi hujan intensitas sedang selama empat jam, menambah debet genangan banjir di Kota Pekalongan. "Hari ini Minggu untuk genangan di jalan utama kota sudah surut namun di beberapa permukiman masyarakat seperti di wilayah Tirto, Pringrejo, Pasirkratonkramat, Podosugih, PadukuhanKraton masih tergenang dengan ketinggian variatif 10-50 cm. Terutama daerah-daerah yang berada di bantaran Sungai Bremi," ungkapnya.

Banjir yang cukup parah antara lain terjadi di Kampung Baru RT 03/08 Kelurahan Tirto, Pekalongan Barat dengan ketinggian air mencapai kurang lebih 50 cm. Demikian pula di daerah Pasirsari, Jalan Angkatan 66, Kelurahan Pasirkratonkramat, ketinggian banjir mencapai sekitar 40 cm dan merendam rumah-rumah warga.

Dimas mengungkapkan sejak Sabtu kemarin BPBD sudah menyiagakan tim dan posko siaga, bersama instansi terkait dan relawan kebencanaan melakukan pelayanan evakuasi masyarakat terdampak serta menyiapkan titik-titik pengungsian. "Termasuk persiapan penambahan titik pengungsian untuk mengantisipasi meluasnya wilayah terdampak apabila hujan masih terus turun dan lebih deras," ungkapnya. "Misal untuk wilayah Klego, sudah disiapkan tiga lokasi pengungsian. Untuk wilayah Degayu memang hari ini belum begitu parah, namun sudah disiapkan titik pengungsian di aula kelurahan setempat," imbuhnya.

Sedangkan untuk TPQ Al Hikmah di Kampung Baru Tirto, mulai Senin siang tidak lagi menampung tambahan pengungsi. Sebab, kapasitas maksimal hanya 100 orang, sampai Senin siang sudah menampung 105 orang pengungsi. Maka, jika ada tambahan pengungsi, akan diarahkan ke Aula Kecamatan Pekalongan Barat.

BPBD, ditambahkan Dimas, terus melakukan assesment terkait dampak kebencanaan, mengoptimalkan koordinasi lintas sektor, melakukan penyediaan data dan informasi kebencanaan serta memaksimalkan upaya kedaruratan bencana yang sudah dilakukan Pemkot sejak Sabtu kemarin. Termasuk penanganan perbaikan tanggul yang melimpas maupun bocor, serta mengoptimalkan pompa-pompa yang sudah ada dengan koordinasi DPUPR.

Sedangkan terkait penanganan logistik dan kebutuhan dasar pengungsian serta sarana dan prasarana lainnya tengah dioptimalkan oleh Pemkot. "Yang pasti untuk kebutuhan makan dan minum, obat-obatan, dan pengecekan kesehatan terus dilakukan di lokasi-lokasi pengungsian melalui instansi-intansi terkait lainnya," tegasnya.

Lebih lanjut, mengingat musim penghujan berpotensi masih terjadi, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Pekalongan khususnya yang tinggal di sempadan sungai untuk memastikan alat-alat kelistrikan di rumah sudah terkondisikan dengan baik. Selain itu, pastikan dokumen-dokumen penting dan barang-barang berharga di rumah telah diamankan ke tempat yang lebih tinggi dan tidak terkena air.

Apabila rumah yang ditinggalinya sudah tidak bisa ditempati, masyarakat diharapkan bisa melakukan evakuasi mandiri menuju titik-titik pengungsian terdekat baik yg sudah disediakan pemkot maupun mengungsi ke tempat saudara yang tidak terdampak banjir serta mengurangi aktivitas di luar rumah ketika musim penghujan untuk meminimalisir dampak yang terjadi.

"Kemungkinan penambahan titik banjir, mudah-mudahan karena ini murni curah hujan, semoga tidak begitu banyak. Kami berharap, cuaca bisa segera cerah atau intensitas hujan bisa menurun, dan mudah-mudahan banjir ini tidak semakin meluas," pungkasnya.

Ketua RW 08 Kelurahan Tirto, Dwi Junaedi, menuturkan banjir yang menggenangi permukiman di Kampung Baru Tirto kali ini lebih parah dari sebelumnya. Itu disebabkan curah hujan tinggi, ketinggian air juga naik akibat limpasan Sungai Bremi. "Ketinggian air ini hampir 60 cm, yang kemarin kan cuman 40. Warga pada mengungsi. Permasalahannya air dari sungai meluap ke permukiman. Harapannya, pemerintah meninggikan tanggul sungai dan menambah pompa pengendali banjir," ungkapnya. (way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: