Santri Diminta Terus Berdiaspora ke Manapun

 Santri Diminta Terus Berdiaspora ke Manapun

BERDIASPORA - Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda Pati, KH Abdul Ghaffar Rozin atau Gus Rozin meminta para santri untuk terus berdiaspora ke manapun.--

KENDAL - Era globalisasi sekaligus transformasi digital yang berlangsung saat ini bisa menjadi peluang para santri untuk berdiaspora ke manapun. Dengan segala kemudahan yang ada, santri bisa belajar dan berkhidmat di manapun.

Pesan ini disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda Pati, KH Abdul Ghaffar Rozin, saat menjadi pametri Halaqoh Pondok Pesantren dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 di Pendopo Tumenggung Bahurekso Kendal, Rabu (18/10/23).

Menurut Gus Rozin, sapaan karibnya, untuk bisa bertahan dan berkembang di era saat ini, pesantren dituntut memiliki peta jalan yang jelas dan terukur. Salah satu contoh sederhananya adalah mendesai perencanaan capaian atau goal tertentu dalam setiap tahunnya. 

"Dengan model semacam ini, momen Hari Santri tahun bisa dijadikan ruang untuk merefleksikan dan mensyukuri target yang berhasil dicapai. Dengan target capaian ini pesantren bisa berkembang, karena ada impian, goal yang ingin dicapai," jelasnya seperti dilansir portal pcnukendal.com pada 19 Oktober 2023 pagi.

Sementara kepada para santri, Gus Rozin secara khusus berpesan agar santri bisa berdiaspora ke manapun. Tidak hanya di luar Jawa, melainkan bahkan ke luar negeri, baik untuk belajar maupun berkhidmat dengan ilmu yang dipunyainya.

"Jadi santri harus bisa berdiaspora ke mana saja. Merantaulah ke manapun, baik untuk memperdalam ilmunya maupun berkhidmat dengan ilmunya," pesan Gus Rozin.

Dikatakan, saat ini jumlah santri Indonesia yang berdiaspora ke luar negeri untuk belajar maupun berkhidmat mencapai 5,4 juta orang. Namun dibanding populasi santri yang tersebar di tanah air, jumlah itu disebut Gus Rozin masih kurang. 

Para santri karenanya harus memanfaatkan berbagai peluang dan kemudahan yang ada untuk bisa terus berdiaspora ke mana saja. “Adanya beasiswa harus dimanfaatkan oleh para santri. Belajarlah ke negara-negara yang kemajuannya lebih dari Indonesia, jangan ke negara yang kemajuannya kurang dari negara sendiri,” pinta Gus Rozin.

Halaqoh Pesantren sendiri dibuka langsung oleh Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki, dan dihadiri 700 an santri. Sejumlah tokoh ormas Islam juga hadir. Wabup Basuki meminta para santri terus bersemangat meningkatkan kualitas SDM, inilah jihad santri dewasa ini.

Sementara Ketua PCNU Kendal, KH Mukh Mustamsikin, menyebut santri tak kalah dengan lainnya, baik keilmuan maupun sumber daya manusianya.

"Yang jelas, ilmu yang dipelajari para santri itu tidak kalah dengan ilmu-ilmu yang dipelajari di dalam kampus akademisi. Santri itu lebih unggul, lebih mulia, lebih berbobot, asalkan apa yang ada dalam kurikulum pesantren itu dipelajari dengan sungguh-sungguh," tutur Kiai Mustamsikin.

Selain Gus Rozin, Halaqoh Pesantren juga menghadirkan Pengasuh Pondok Pesantren Al Ihsan Lirboyo Ning Imas Fatimatuzzahra. (red/sef)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: