Tak Hanya Cabai, Harga Telur di Kabupaten Pekalongan Berangsur Naik
Harga telur di Kabupaten Pekalongan berangsur naik.-Hadi Waluyo-
KAJEN - Tak hanya harga cabai yang melonjak tinggi, harga telur dalam tiga hari terakhir berangsur naik. Dari harga eceran Rp 26.500 perkilo saat ini menjadi Rp 28.500 perkilo.
Berdasarkan pantauan di Kecamatan Karanganyar, harga telur di tingkat pedagang pengecer saat ini sudah di kisaran Rp 28.500 perkilo. Kenaikan harga telur ini baru terjadi dalam tiga hari terakhir ini.
"Dua hari lalu telur di tingkat eceran naik dari Rp 26.500 perkilo menjadi Rp 27.500 perkilo. Siang ini sudah naik lagi menjadi Rp 28.500 perkilo," ujar Dewi (40), salah satu pedagang sembako di Desa Karangsari, Kecamatan Karanganyar, Senin, 6 November 2023.
Ia memperkirakan kenaikan harga telur ini akibat musim hajatan yang mulai ramai. Selain itu, harga pakan ayam juga terus melonjak.
Baca juga:Harga Cabai dan Gula Pasir di Pekalongan Naik, Cabai Rawit Merah Rp 80 Ribu Perkilo
"Biasa mas kalau musim hajatan tiba, telur akan naik," kata dia.
Kenaikan harga lainnya juga terjadi pada gula pasir. Jika sebelumnya harga gula pasir di tingkat eceran masih Rp 15.500 perkilo saat ini naik menjadi Rp 16.500 perkilo. Kenaikan harga gula pasir ini sudah dua pekan.
"Untuk harga beras masih stabil di kisaran Rp 14 ribu perkilo hingga Rp 15 ribu perkilo. Harga beras sudah beberapa bulan ini belum juga turun," ucap dia.
Untuk komoditas pokok lainnya seperti minyak goreng, harganya masih stabil. Harga minyak goreng kemasan di tingkat eceran berkisar antara Rp 15 ribu perliter hingga Rp 19 ribu perliternya.
Harga cabai dalam sepekan terakhir terus bergerak naik. Hingga kemarin, harga cabai rawit merah atau cabai setan di Pasar Induk Kajen sudah Rp 90 ribu perkilo. Harga ini naik lagi Rp 10 ribu dari sebelumnya Rp 80 ribu perkilo.
Baca lagi:Saat Harga Cabai Tinggi, Koramil Kajen Beri Contoh Budidaya Tanaman Cabai di Lahan Kosong
Dwi Susilowati, pedagang sayuran di Pasar Kajen, mengatakan, akibat harga cabai naik tinggi, penjualan cabai menurun hingga 50 persen. Sebab, pembeli mengurangi cabai yang dibelinya.
Petani dari Desa Gembong, Kecamatan Kandangserang, Dahiri, mengaku tak merasakan tingginya harga cabai. Pasalnya, di musim kemarau ini ia tak menanam cabai akibat lahannya sulit air.
"Ini hujan sudah mulai turun, saya baru mau nanam cabai," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: