Kekeringan, Ribuan Jiwa di Tiga Desa Kesulitan Air
KENDAL - Kemarau panjang tahun ini mulai mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah di Kabupaten Kendal. Tiga desa di dua kecamatan bahkan tercatat alami kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Tiga desa itu adalah Curugsewu dan Desa Kalilumpang Kecamatan Patean, serta Desa Nolokerto Kecamatan Kaliwungu. Mereka hanya mengandalkan bantuan atau droping air bersih. Pasalnya, sumber air di desa tersebut mengalami penyusutan.
Kepala Seksie Kedaruratan dan Keselamatan BPBD Kendal, Slamet mengatakan, ada 2633 jiwa dari tiga desa tersebut. Soal kemarau panjang tahun ini, BPBD bagkan sebelumnya telah membuat pemetaan wilayah-wilayah yang rentan mengalami kekeringan.
Akan kemarau panjang yang terjadi, pihaknya sudah memetakan daerah yang mempunyai potensi kekeringan pada saat musim kemarau tiba.
"Sebanyak 19 Desa di enam kecamatan yang kami petakan dalam wilayah bepotensi terdampak kekeringan. Saat ini sudah tiga desa yang terdampak kekeringan," katanya, saat melakukan droping air bersih bagi warga di Desa Nolokerto, Kamis (12/9).
Diungkapkan, pihaknya sudah mendistribusikan 42 tangki air kepada desa yang membutuhkan air bersih. Pihak dari Swasta pun juga ikut membantu pendistribusian air bersih kepada desa-desa yang membutuhkan air. Pihak swasta yang sudah terlibat yakni dari organisasi amil zakat dari Kota Semarang dan pihak PMI Kendal.
"Jumlahnya yang di distribusikan ada 10 tangki air," ungkapnya.
Pihaknya pun juga menetapkan waktu tanggap bencana kekeringan di Kabupaten Kendal hingga Bulan November 2019. Hal itu sesuai dengan Surat Bupati Kendal tentang penetapan waktu siaga bencana kekeringan tahun 2019. "Puncak kemarau September sampai awal Oktober. Masa tanggap bencananya sampai bulan November," terangnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang, Tuban Wiyoso mengatakan, musim kemarau tahun ini merupakan kemarau terkering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kemarau tahun ini cukup panjang, ada yang sampai Bulan Oktober dan ada yang bulan November.
"Untuk Bulan Oktober yakni wilayah Pegunungan dan sebelah barat Jawa Tengah, dan Bulan November untuk sebagian wilayah lainnya," katanya saat menghadiri Sekolah Lapang Iklim (SLI) Sosialisasi Agroklimat di Kendal. (lid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: