Kekhasan Durian Lokal Karanganyar, Bentuk Lebih Kecil dengan Citarasa Tinggi

Kekhasan Durian Lokal Karanganyar, Bentuk Lebih Kecil dengan Citarasa Tinggi

CITARASA TINGGI - Meskipun ukurannya lebih kecil, durian lokal dari Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan memiliki citarasa tinggi. Rasa, aroma, dan tekstur buah durian lokal memiliki kekhasan tersendiri.

KECAMATAN KARANGANYAR merupakan salah satu sentra buah durian di Kabupaten Pekalongan. Maka tak heran, ikon kecamatan ini adalah Tugu Durian di pusat kota kecamatan.

Selama ini, durian lokal yang terkenal berasal dari Desa Lolong, padahal sedikitnya ada 10 desa di kecamatan ini yang menghasilkan buah durian.

Durian lokal Kecamatan Karanganyar memiliki kekhasan tersendiri. Utamanya di rasa, tekstur, dan aroma. "Sekarang ini banyak durian bukan lokal Karanganyar dijual di sini, padahal durian lokal di sini yang memiliki kekhasan tersendiri. Makanya kita gelar kontes durian ini untuk memperkenalkan durian lokal dari Kecamatan Karanganyar," ujar Tubi Hartoyo dari asosiasi petani durian Karanganyar, Minggu (19/1), disela-sela kontes buah durian di Dukuh Temiyang, Desa Legokalong, Kecamatan Karanganyar.

Disebutkan, banyak sekali buah durian lokal di Kecamatan Karanganyar. Menurutnya, dalam satu kebun pun varietas buah durian lokalnya berbeda-beda karena pohonnya berbeda-beda, sehingga memiliki rasa yang berbeda pula.

"Durian lokal khasnya rasa legit, aroma menyengat, sehingga berbeda jika dibandingkan durian montong dan durian bukan lokal sini lainnya. Memang bentuk lebih kecil tapi rasa lebih legit dan aromanya khas," kata dia.

Durian lokal Kecamatan Karanganyar, lanjut dia, harganya pun kian membaik, bahkan mampu menyamai durian bukan lokal seperti durian montong. Dengan kontes buah seperti itu, lanjut dia, ikut mendongkrak harga buah durian lokal. "Harga durian lokal yang dulu Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu, sekarang bisa tembus hingga Rp 100 ribu," kata dia.

Disebutkan, durian lokal Kecamatan Karanganyar mulai berbuah pada awal November hingga Desember, dan pada bukan Januari ini merupakan musim kedua berbuah.

"Kendala sementara berkaitan dengan musim hujan, munculnya daun muda memengaruhi rasa. Rasa sedikit berubah," ujar dia. Menurutnya, durian lokal Karanganyar juga sudah dikirim ke beberapa daerah seperti ke Tegal, Cirebon, dan Bandung. "Buah durian lokal di sini memang belum dipatenkan. Mohon disertifikasi oleh dinas terkait, karena durian lokal ini akan dikembangkan atau diperbanyak," kata dia.

Wahudi (60), petani buah durian dari Desa Lolong, menerangkan, buah durian lokal Desa Lolong memiliki rasa yang khas, sehingga berbeda dengan rasa buah durian dari daerah lain. Di Desa Lolong, lanjut dia, ada beberapa jenis buah durian lokal, seperti durian madu, dampit, bodong, cempli, keket, dan durian kempet. Menurutnya, rasa buah durian lokal Lolong ada yang manis, pahit, legit, bahkan nyanten.

"Buah durian jenis cempli memiliki rasa manis-pahit. Meskipun buah durian jenis ini berukuran paling kecil di antara jenis yang lain, namun paling banyak dicari pembeli. Sekarang sulit sekali mencari buah durian cempli ini. Jika ada pun langsung ada pemesannya, sehingga langsung habis," tutur dia.

Sedangkan durian kempet berbeda dengan yang lain dikarenakan bijinya jarang. Untuk durian keket, kata dia, berasa seperti makan gethuk, rasanya manis, pulen dan ngluget. "Agar jenis lokal ini tak punah, petani biasanya mengembangkan dengan cara penyambungan pucuk agar bibitnya tetap ada. Sebab, pohon yang ada sekarang usianya sudah puluhan tahun," katanya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: