Kemah Menulis, Nikmati Panorama Linggo Asri

Kemah Menulis, Nikmati Panorama Linggo Asri

MATERI - Para peserta kemah menulis tengah mendengarkan materi oleh Puthut EA.

KAJEN - Membawa misi gerakan literasi, para Budayawan Pekalongan menggagas sebuah kegiatan Kemah Menulis 2019 yang digelar di Bumi Perkemahan Linggo Asri, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.

Sebanyak 52 peserta yang tidak hanya berasal dari Pekalongan namun juga dari berbagai daerah turut hadir menyemarakkan kegiatan yang dilangsungkan selama tiga hari sejak Jumat (01/11) hingga Minggu (03/11) siang ini.

Ketua Pelaksana Kegiatan, Ribut Achwandi, menyampaikan bahwa proses perjalanan sebelum terlaksananya Kemah Menulis bermula dari gagasan para Budayawan Pekalongan salah satunya Toto Rahardjo yang juga merupakan pendiri Komunitas Kiai Kanjeng Caknun, untuk dapat mengeksplor potensi Pekalongan dibalut dengan kegiatan literasi.

"Kami ingin membuat suatu kegiatan yang baru dan berbeda. Selain belajar menulis para peserta juga bisa menikmati panorama alam, sosial, di Pekalongan yang ternyata kaya akan potensi," tutur dia.
Tak disangka banyak peserta tertarik, bahkan diantara mereka menyempatkan hadir dari berbagai daerah diantaranya Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Bandung, Purworejo, Jambi dan lain sebagainya. Para narasumber yang dihadirkan juga merupakan para pegiat dengan sederet karya yang telah dibuat. Dialah Puthut EA Kepala Suku Mojok.co, Toto Rahardjo, Faiz Ahsoul, serta Fawaz.

Dalam sesi materi "Menulis itu Rumit", Puthut menyampaikan beberapa hal fundamental dalam keterampilan menulis antara lain perspektif unik, kreativitas, hingga kemampuan mendeskripsikan sesuatu. "Kita seolah ditipu dengan slogan 'menulis itu mudah', padahal tidak ada keterampilan yang mudah, apalagi menulis. Dari teknis menulis terutama, ada sekian hal yang perlu dipelajari mulai dari paradigma, cara membuat tulisan agar menjadi bagus dan menarik serta masih banyak hal-hal lain yang sebenarnya tidak sederhana," ujar dia.

Sementara itu, Fawaz menambahkan bahwa dalam menulis tidaklah harus dimulai dari ide-ide mewah. "Tulis yang kita tahu, ide bisa saja muncul dari sesuatu yang paling dekat dengan kita," terangnya.

Terkait minat baca, Faiz Ahsol menyampaikan agar tidak mudah menjustifikasi bahwa minat baca masyarakat rendah, namun harus terlebih dahulu mencari tahu akar permasalahan terkait fasilitas dan kebutuhan literasi yang juga harus tersedia dengan baik.

Toto Rahardjo, selaku inisiator acara, menambahkan bahwa menulis adalah suatu hal yang penting. Terlepas dari apapun profesi atau organisasi yang diikuti, namun tetap tidak akan terlepas dari keterampilan menulis. Sebab menulis adalah salah satu keterampilan yang menunjukkan cara berpikir. (yak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: