Kembangkan Life Skill Saat Pandemi, WB Rutan Rowobelang Budidaya Cacing

BATANG - Masa Pandemi ini digunakan warga binaan Rutan Rowobelang Batang untuk menempa aneka life skill. Salah satu kecakapan yang dijajal adalah budidaya cacing. Sudah sekitar dua bulan lebih, warga binaan mulai bergelut membudidayakan, salah satunya adalah Subhan dan Riono.
Dengan menerapkan protokol kesehatan keduanya setiap hari melaksanakan pembudidayaan cacing. Untuk pembudidayaan, saat ini baru masuk tahap penggemukan cacing. Nantinya sekitar dua bulan mendatang jika sesuai dengan rencana, cacing-cacing ini bisa siap dipanen dan disetorkan ke paguyuban budidaya cacing.
Meskipun belum panen, pembudidayaan cacing yang dilakukan warga binaan cukup berhasil. Lantaran dalam dua bulan ini, dari 100 kilogram bibit cacing yang disebar di 200 tong wadah, kini sudah menjadi 400 tong.
"Ada sekitar 100 kilo bibit yang kami sebar di 200 tong. Setelah kami rawat selama dua bulan ini sudah menjadi 400 tong, dan harapannya di bulan ketiga bisa menjadi 600, dan ketika panen bisa menghasilkan 800 tong," jelas Subhan.
Diakuinya, pembudidayaan cacing ini terbilang mudah dan bernilai jual tinggi. Ia pun mengaku tak kesulitan lantaran sebelumnya sudah mendapatkan keterampilan dan pelatihan dari pegawai Rutan Rowobelang Batang.
"Memang harus dirawat dengan telaten karena cacing juga agak sensitif. Tapi berkat ilmu yang diberikan pegawai Rutan, alhamdulillah hingga kini lancar. Bahkan saya sendiri juga punya keinginan agar bisa membudidayakan cacing setelah bebas dari sini," pungkasnya.
Kepala Rutan Kelas II B Rowobelang, Rindra Wardana, menuturkan jika kegiatan ini memang untuk mengisi waktu para warga binaan sebagai aktivitas fisik yang positif. Terlebih di saat pandemi ini, pihaknya sangat disiplin menerapkan germas, dan menerapkan protokol kesehatan 3M.
Tidak hanya budidaya cacing saja, pihaknya juga membekali warga binaan dengan aneka lifes kill sesuai dengan minat mereka. Untuk budidaya cacing sendiri dipilih lantaran perawatannya terhitung mudah dan murah. Karena untuk pakan menggunakan kotoran hewan. Selain itu cacing juga bernilai jual tinggi, nantinya dijual untuk dijadikan bahan obat bahkan kosmetik.
"Kami sudah bekerja sama dengan paguyuban budidaya cacing, sehingga nantinya kami setorkan ke sana. Target kami dari sekitar 100 kilogram bibit cacing bisa berkembang menjadi 400 kilogram cacing. Dan kami harap ilmu ini bisa diterapkan juga setelah mereka keluar dari rutan," harapnya. (nov)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: