3 Tips Psikologi: Sehat Mental di Tengah Tekanan, Self Healing sebagai Coping Stres

3 Tips Psikologi: Sehat Mental di Tengah Tekanan, Self Healing sebagai Coping Stres

Tips psikologi: sehat mental di tengah tekanan hidup yang sangat berat.-dok pribadi-

Oleh Prasetya Ira Kusuma

Ini adalah tips psikologi: sehat mental di tengah tekanan dengan cara self healing secara teratur.

Sebagai mahasiswa tentu kegiatan sehari-hari diisi dengan tugas kuliah mulai dari jurnal, artikel, presentasi, laprak, dan masih banyak lagi. Belum lagi ujian yang menunggu di tengah dan akhir semester. 

Di semester awal mungkin belum terlalu dirasakan, tapi kalau sudah masuk semester tua, wahh. Selain karena tugasnya yang berat atau sulit, tugas kuliah bisa membuat kita menjadi stres karena banyaknya tuntutan. Misalnya tuntutan mendapat nilai bagus, tuntutan orang tua, dsb.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Artinya lebih dari 15 juta penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami stres. Seperti yang kita ketahui stres merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan depresi apabila dibiarkan berkepanjangan dan tidak ditangani. 

Bisa jadi mereka yang mengalami stres tidak paham dengan kondisi yang dialami dan cenderung membiarkan tanpa mencari bantuan profesional hingga berakhir menjadi gangguan psikologis yang lebih serius.

Sebegitu berbahayanya stres jika tidak dikelola dengan baik.

Menurut Lazarus & Folkman, stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.

Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022, 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental.

Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku.

Melihat data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua remaja paham dan aware dengan masalah kesehatan mental. 

Kebanyakan orang baik remaja, orang dewasa maupun mahasiswa yang mengalami masalah psikologis memilih denial dan menyembunyikan agar tidak dianggap lemah dan gila oleh lingkungan. 

Padahal sebenarnya mereka hanya butuh untuk dimengerti tanpa dihakimi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: