Konsep CFD Berpindah-pindah Dikeluhkan Pedagang

Konsep CFD Berpindah-pindah Dikeluhkan Pedagang

DIISI SENAM - Senam massal menjadi salah satu pengisi acara program CFD yang digulirkan Pemkab Kendal, Minggu (10/3) lalu. NUR KHOLID MS

Pembeli Berkurang, Omset Turun

Klaim tumbuhnya simpul ekonomi baru dari program car free day (CFD) yang digulirkan Pemkab Kendal di setiap bulan ternyata disoal kalangan pedagang. Pasalnya, dengan konsep mobile atau berpindah-pindah tempat, para pedagang justru terdampak sepinya pembeli, sehingga omset mereka malah mengalami penurunan dibandingkan CFD dengan konsep lama.

Terlebih, para pedagang yang berpartisipasi dalam program CFD yang dilangsungkan di tiga tempat sekaligus itu adalah notabene mereka yang biasa mangkal di kawasan Alun-alun Kendal, Taman Garuda, dan Jalan Laut, di setiap Minggu pagi. Mengingat aktivitas usaha yang berada di ruang publik yang strategis dan mudah dijangkau, para pedagang sebelumnya menikmati berkah di setiap pekannya.

Hal itu berbeda ketika pelaksanaan CFD yang digelar di Stadion Utama Kendal, Taman Hutan Klorofil, dan Taman Kalireyeng, yang justru sepi pembeli, sehingga keuntungan yang mereka peroleh pun turun. "Pengunjung CFD memang banyak, baik dari masyarakat umum, pelajar, sampai PNS. Tapi Tidak banyak dari mereka yang membeli berbagai lauk dan pecel semanggi. Beda kalau di Taman Garuda, setiap akhir pekan itu banyak yang beli pepes atau pecel," terang Muslimah, salah seorang pedagang di CFD, kemarin.

Meski demikian, dia tetap mendukung inovasi CFD yang digulirkan pemerintah. Hanya saja, Muslimah berharap acara itu bisa dikelola lebih serius dan semenarik mungkin agar jadi magnet warga Kabupaten Kendal.

"Kalau hiburanya beragam, pungunjung kan betah berlama-lama di CFD. Kalau CFD kemarin, yang menonjol hanya senam bersama dan ngopi dan ngobrol bareng bupati," ungkapnya.

Pedagang Siomay Bakar, Giyono, mengaku tidak banyak melayani pembeli saat pelaksanaan CFD di tiga tempat di Kelurahan Bugangin tersebut. Lebih banyak pembeli pas jualan setiap akhir pekan ketimbang di CFD. Dibanding CFD, mungkin warga lebih enjoy menikmati akhir pekan di Alun-alun, Taman Garuda, dan Jalan Laut. Ada mainan untuk anak-anak di Alun-alun. Selain itu juga ada jasa naik odong-odong dan kereta kuda. Kalau bisa, CFD diadakan di seperti dulu dengan pusat di Alun-alun," harapnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemkab Kendal kembali menggelar CFD, Minggu (10/3), di tiga tempat sekaligus, di Stadion Utama Kendal, Taman Hutan Klorofil, dan Taman Kalireyeng di Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kota Kendal. Pelaksanaan CFD disebut mampu mendongkrak tingkat perekonomian bagi masyarakat.

Sekda Kendal, M Toha mengatakan, giat CFD di tiga tempat itu, selain untuk mengurangi polusi udara, juga untuk mengalihkan keramaian Minggu pagi di kawasan Taman Garuda dan sepanjang Jalan Laut Kendal. Pasalnya, keramaian tersebut menghambat akses jalan menuju RSUD dr Soewondo yang dipenuhi pedagang kaklilima dan pengunjung. "Kami banyak mendapat keluhan dari warga yang hendak ke rumah sakit karena akses jalannnya dipenuhi PKL dan pengunjung. CFD dapat menciptakan kawasan perekenomian baru, yaitu dengan adanya pedagang dan pelaku UMKM yang ikut membuka stand. CFD yang rencananya digelar satu bulan sekali, nantinya tidak hanya di Stadion Utama, tapi di tempat lain seperti Taman Gajah Mada," katanya. (nur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: