SMPN 8 Batang Berikan Skill Kreasi Ecoprint Tanamkan Kewirausahaan Siswa

SMPN 8 Batang Berikan Skill Kreasi Ecoprint Tanamkan Kewirausahaan Siswa

PAMERKAN - SMPN 8 Batang saat memamerkan hasil karya ecoprint siswanya-IST-

BATANG, RADAR PEKALONGAN.DISWAY.ID -Melatih kemandirian dan kreativitas menjadi fokus utama bagi pelajar SMPN 8 BATANG melalui pelatihan khusus dalam pembuatan batik ecoprint. Program ini dirancang sebagai langkah awal dalam mempersiapkan generasi muda menjadi wirausahawan yang mandiri dan kompetitif di dunia industri.

Batik ecoprint dipilih sebagai media untuk mengasah keterampilan dan bakat wirausaha para pelajar, karena teknik ini mengandalkan bahan-bahan alami seperti dedaunan.

BACA JUGA:Cara Membuat Batik Ecoprint, Batik Ramah Lingkungan Dengan Potensi Cuan yang Menggiurkan

Kepala SMPN 8 Batang, Ninik Maiheti, menekankan pentingnya program ini sebagai jembatan menuju kesuksesan bagi anak didiknya. Ia berharap agar pelatihan ini dapat menghasilkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan, terutama dalam bidang kewirausahaan.

Dalam proses pembuatannya, batik ecoprint memerlukan waktu dan ketelatenan, dengan teknik pounding untuk mencetak motif daun ke atas kain.

BACA JUGA:Tingkatkan Literasi dan Numerasi, SMPN 2 Bandar Jadi Mitra Program Kampus Ngajar

“Batik ecoprint sengaja dipilih menjadi media untuk mengasah kemampuan dasar dan kreativitas anak, sehingga nantinya mereka jadi lebih siap,” katanya, saat ditemui di halaman SMPN 8 Batang, Kabupaten Batang, Sabtu (17/2/2024).

Pendidik seni budaya di SMPN 8 Batang, Yuli Setianingsih mengarahkan anak didiknya dalam proses pembuatan batik ecoprint. Ia menjelaskan bahwa pemilihan bahan-bahan alami dan teknik pemrosesan yang tepat memegang peranan penting dalam menjaga kualitas hasil akhir.

Para pelajar seperti Nadila dan Hilma sudah mulai mempromosikan hasil karyanya melalui berbagai platform media sosial, dengan harga jual berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp80 ribu.

“Dalam pembuatannya membutuhkan waktu antara dua hingga tiga pekan dengan menerapkan teknik pounding atau memukulkan daun ke atas kain menggunakan palu. Agar menjaga kualitas warna tidak tetap memudar, kain harus direndam menggunakan air tewas dan ketika proses mencuci cukup menggunakan sampo bukan deterjen pada umumnya serta jauhkan dari terpaan sinar matahari langsung,” jelasnya.

Dalam situasi persaingan industri yang semakin ketat, SMPN 8 Batang berkomitmen untuk membantu para pelajarnya memanfaatkan potensi diri dan lingkungan sekitar.

Harapannya, mereka tidak hanya mampu menghasilkan karya-karya berkualitas, tetapi juga mampu meraih kesuksesan finansial di masa depan. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar pekalongan