Kuota Tiga SMPN Tidak Terpenuhi

Kuota Tiga SMPN Tidak Terpenuhi

*) PPDB Online SMP

KOTA - PPDB Online SMP Kota Pekalongan Tahun 2020 yang telah berlangsung sejak Rabu (29/6/2020) telah resmi ditutup pada Kamis (2/7/2020) pukul 14.00 WIB.

Sampai dengan ditutupnya pendaftaran hingga rampungnya proses verifikasi seluruh pendaftar pada pukul 16.00 WIB, ternyata data statistik di website PPDB http://ppdb.dindik.pekalongankota.go.id menunjukkan, dari 17 SMP Negeri (SMPN) dan enam SMP swasta peserta PPDB Online, ada tiga SMPN yang kuota atau daya tampungnya belum terpenuhi, alias masih kekurangan siswa.

Ketiga sekolah dimaksud, yakni SMPN 5, SMPN 9, dan SMPN 10. Perinciannya, SMPN 5 kuotanya 192 siswa, terpenuhi 191 atau masih ada sisa kuota 1 siswa.

Berikutnya SMPN 9, kuota 96 hanya terpenuhi 46 siswa, atau masih ada sisa 50. Selanjutnya SMPN 10, dari kuota 160, baru terisi 95, atau masih kekurangan 65 siswa.

Hal yang sama juga terjadi pada enam SMP swasta peserta PPDB Online. Keenam SMP dimaksud, yakni SMP Al Irsyad Al Islamiyah (kuota 64, terisi 28, sisa 36), SMP Islam (kuota 224, terisi 135, sisa 89), SMP Islam YPI Buaran (kuota 96, terisi 15, sisa 81), SMP Muhammadiyah (kuota 96, terisi 20, sisa 76), SMP Satyawiguna (kuota 64, terisi 17, sisa 47), dan SMP Wahid Hasyim (kuota 128, terisi 65, sisa 63).

Pantauan Radar Pekalongan sampai Kamis (2/7/2020) sore pada website PPDB, jumlah pendaftar PPDB Online ada 5.503 siswa, termasuk di dalamnya ada 79 pendaftar dari luar zona (luar kota).

Dari ribuan pendaftar itu, pendaftar yang sudah mengunci pilihan ada 3.425 siswa. Mereka terdiri dari pendaftar melalui Jalur Zonasi sejumlah 2.339 siswa, Jalur Prestasi 872 siswa, Jalur Mutasi 23 siswa, dan Jalur Afirmasi 191 siswa.

Selain itu, disebutkan pula jumlah dokumen terverifikasi sebanyak 3.411 dokumen, terjurnal 3.236, dan tidak terjurnal 175.

Juru Bicara Panitia PPDB Online di Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Ahmad Husni, membenarkan kenyataan adanya tiga SMP Negeri yang kuotanya belum terpenuhi. Begitupun dengan daya tampung atau kuota beberapa sekolah swasta peserta PPDB.

Menurutnya, itu disebabkan antara lain karena memang daya tampung sekolah yang ada lebih besar dari jumlah lulusan SD/MI di Kota Pekalongan. "Kapasitas sekolah yang ada di Kota Pekalongan tidak semuanya bisa terpenuhi adalah hal yang wajar karena memang daya tampung lebih besar dari jumlah lulusan," katanya.

Mengenai tiga SMP Negeri yang kuotanya tidak terpenuhi, menurut Husni salah satunya disebabkan karena faktor geografis. Misalnya saja SMPN 10, permukiman di sekitarnya termasuk sedikit. Selain itu, sekolah tersebut lokasinya dekat dengan sungai dan sering terdampak bencana banjir.

Apalagi, tak jauh dari SMPN 10 ada SMPN 7, yang mana secara geografis lebih mudah dijangkau dan relatif lebih aman dari bencana banjir. "Maka calon peserta didik yang ada di sekitar situ lebih memilih ke SMPN 7 atau ke sekolah lain yang juga dekat," ungkapnya.

Husni menambahkan, setelah PPDB Online resmi ditutup, sekolah-sekolah yang daya tampungnya belum terpenuhi akan diberi kesempatan untuk membuka pendaftaran secara offline.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: