ORARI Batang Bantu Kelancaran Komunikasi dan Koordinasi Penanganan Bencana Alam

ORARI Batang Bantu Kelancaran Komunikasi dan Koordinasi Penanganan Bencana Alam

Anggota ORARI terjun langsung ke lokasi bencana untuk membantu penanganan dan juga mempercepat komunikasi.-istimewa -

BATANG - Komunikasi dan koordinasi menjadi salah satu kunci penting dalam kecepatan penanganan bencana alam.

Hal itu sudah dibuktikan oleh komunitas Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) Kabupaten Batang dalam penganan bencana alam puting beliung yang menerjang puluhan rumah warga di Kecamatan Kandeman, Kamis 14 Maret 2024.

Pada kejadian tersebut, anggota ORARI mengambil perannya memperlancar dan mempercepat komunikasi dan koordinasi ketika listrik padam hingga menyebabkan suasana desa gelap gulita.

"Anggota ORARI sejak pagi sudah berada di lokasi bencana untuk bersama warga bergotong royong, dan mengkoordinasikan tanggap darurat dengan instansi terkait," ungkap Ketua ORARI Batang Edhy Sulisdiyanto, Jumat 15 Maret 2024.

Dijelaskan, keahlian anggota ORARI dalam melakukan komunikasi lintas sektoral menjadi andalan saat infrastruktur terputus. Sehingga komitmen organisasi untuk kedaruratan selalu menjadi prioritas. 

“Seluruh anggota ORARI siap bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Batang melalui layanan komunikasi. Pada saat situasi darurat dan kesulitan mencari sinyal telekomunikasi, kami  akan hadir untuk membantu,” tegas Edhy.

Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Batang, Triossy Juniarto mengatakan, wilayah Batang dengan keanekaragaman geografisnya yang mencakup pantai, daratan, dan pegunungan, menyimpan potensi besar untuk berbagai bencana alam. 

Untuk menghadapi tantangan tersebut, komunikasi yang efektif dan handal bukan hanya penting, tetapi menjadi kebutuhan mendesak. 

"Oleh karena itu pentingnya persiapan dan kesiapsiagaan, termasuk dalam hal kecepatan komunikasi guna mempercepat penanganan bencana alam," kata Triossy.

Menurutnya kondisi wilayah Kabupaten Batang sangat unik dan beragam, sehingga semua pihak  harus selalu waspada terhadap terjadinya bencana. 

"Pada situasi seperti ini, alat komunikasi bukan sekedar alat, tetapi sahabat yang menyelamatkan jiwa," tegasnya.

Ditambahkan, ketika bencana melanda, jaringan komunikasi sering kali menjadi salah satu infrastruktur pertama yang terganggu. Hal itu menyebabkan komunikasi menjadi terputus, sehingga bisa menggangu upaya pertolongan.

“Karena itulah, keberatan organisasi Komunikasi seperti ORARI, RAPI dan lainnya merupakan garda terdepan dalam memastikan bahwa suara-suara yang membutuhkan bantuan dapat didengar,” beber Triossy.

Triossy juga menegaskan, mereka tidak hanya sebagai layanan komunikasi, tetapi juga menjadi simbol ketangguhan dan kebersamaan masyarakat Batang dalam menghadapi bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: