Literasi Keuangan Kaum Muda masih Rendah

Literasi Keuangan Kaum Muda masih Rendah

*Ansor Gelar Sekolah Pasar Modal Syariah

SEKOLAH - Dimotori Ansoruna Business School, PC GP Ansor Kendal menggelar Sekolah Pasar Modal Syariah.

KENDAL - Literasi dan inklusi keuangan kaum muda di Indonesia masih cukup rendah. Hasil beberapa survei menyebutkan bahwa sebagian besar dari mereka pengetahuan atau literasinya terkait keuangan hanyalah sebatas produk keuangan konvensional. Sehingga mereka tidak paham produk keuangan lainya yang bisa jadi lebih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, seperti investasi saham di bursa efek.

"Kalau dulu investasi saham ini sesuatu yang ekslusif. Karena hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya uang dan bisa berinvestasi di bursa efek. Namun di era saat ini beda, siapapun bisa lebih mudah mengakses investasi di bursa efek saham . Maka, sahabat muda Ansor kita kenalkan pasar modal syariah melalui Sekolah Pasar Modal Syariah ini," kata Ahmad Syarif Munawi, Kepala Bidang Keuangan PP GP Ansor, usai pembukaan giat Sekolah Pasar Modal Syariah, PC GP Ansor Kendal di Gedung DPRD Kendal, Minggu (06/10).

Kegiatan itu dimotori Ansoruna Business School dan dibuka oleh Ketua DPRD Kendal, Muhammad Makmun. Menurut Syarif, di era saat ini, akses untuk melakukan investasi saham jauh lebih mudah. Hal itu karena, dari sisi modal tidak membutuhkan banyak uang. Hanya cukup dengan uang Rp 100 ribu, siapapun bisa berinvestasi di bursa efek saham pasar modal. Kemudian terkait perkembangan yang luar biasa, penguasaan teknologi, misal dengan adanya media sosial (Medsos) maka akses informasinya akan lebih mudah.

Dulu, siapapun yang ingin bermain saham akan datang ke galeri-galeri. Tetapi saat ini cukup berbekal handpone android, lalu menginstal aplikasi yang dibuat oleh suatu perusahaan anggota bursa, maka sudah bisa berinvestasi.

"Kalau sahabat muda Ansor sejak dini kita kenalkan dengan pasar modal. Paling tidak mereka akan mulai tertarik dan muncul keinginan untuk memahami ekonomi lebih jauh. Misal, ketika awalnya sahabat Ansor hanya dengan modal Rp 100 ribu, dan menginstal aplikasi, maka sudah bisa main saham. Untuk berinvestasi saham tak perlu sekolah tingi-tinggi, cukup punya sertifikasi sekolah saham," terangnya.

Ketua PC GP Ansor Kendal, Muhammad Ulil Amri mengatakan, kegiatan itu bertujuan mengenalkan sekaligus mendorong munculnya investor baru dalam pasar modal syariah di kalangan warga nahdhliyin. Sekolah Pasar Modal juga menjadi ikhtiar meningkatkan daya saing para kader Ansor di era pasar global.

"Animo masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini cukup tinggi. Terbukti, dari 100 kuota peserta yang direncanakan pendaftarnya mencapai hampir dua kali lipatnya. Hari ini sebanyak 120 peserta yang lolos seleksi diumumkan melalui website Ansoruna," katanya.

Sementara itu, Pengurus Ansoruna Business School, Nurul Huda menambahkan, peserta tidak hanya berasal dari kader Ansor tapi juga dari banom NU lainnya, mahasiswa dan umum. Peserta akan mendapatkan materi pengenalan pasar modal syariah, sistem trading online syariah, dan analisa teknikal dan fundemental yang akan diampu oleh instruktur dari Bursa Efek Indonesia (BEI), anggota bursa dan tim instruktur Ansoruna. Menyongsong era industri 4.0, investasi syariah menjadi salah satu instrument insvestasi paling cocok bagi warga NU.

"Selain murah dan mudah, dengan jumlah warga NU termasuk kader GP Ansor jika didorong masuk berinvestasi ke dalam industri Pasar Modal Syariah tentu nilai investasinya sangat besar. Sehingga dapat memberikan kontribusi besar terhadap PDB indonesia," pungkasnya.(lid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: