Lulusan MAN IC Tembus ke Tokyo Internasional University
KOTA - Kualitas lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendikia Pekalongan ternyata cukup teruji. Pasalnya, sebanyak 87 alumninya diterima di Peguruan Tinggi Negeri (PTN) Favorite. Bahkan, alumninya bernama Faiq Sayyidan Setiawan berhasil diterima di Tokyo Internasional University dengan beasiswa ETUDP.
Alumni lainya, Ajeng Lintang Kinasih Suroso diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (Unibraw) dan Asma'ifah Gresinda Tandialla juga diterima di Fakultas Sipil Unibraw. Kemudian ada Faiz Attaqi yang diterima di Fakultas Ekonomi UI.
Ditanya soal tips biar bisa tembus ke PTN Favorite? Faiz mengaku membagi waktu dalam belajar maupun aktivitas lainnya. "Saya harus bisa membagi waktu dengan baik, ini merupakan kunci dalam belajar, sehingga saya bisa mendapatkan PTN favorit tanpa bimbel offline," ucapnya yang mengaku mengambil jurusan IPS.
Selain itu, sambung Faiz, dirinya menerapkan sistem belajar secara disiplin. "Saya menggunakan taktik belajar efektif, semisal belajar dua jam kemudian istirahat tidur, nanti belajar kembali agar tidak kelelahan," tuturnya.
Ditanya cita-citanya, Faiz mengidolakan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani. "Saya ingin menjadi ekonom Indonesia yang sekaliber Ibu Sri Mulyani," bebernya.
Sementara terkait model pembelajaran di MAN IC, Faiz menyebut, model pembelajarannya menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. "Sehingga kami sebagai santri diharapkan berotak Jerman plus berhati Makkah," ujarnya.
Selama belajar di MAN IC, Faiz mengaku menerima pembelajaran hidup yang banyak terutama soal ketekunan dan ketulusan. "Bertemu teman dengan berbagai latar belakang membuka pikiran saya tentang beragamnya Indonesia," bebernya.
Terhadap almameternya, Faiz berharap MAN IC terus meningkatkan prestasi dengan berkolaborasi dan berkah dunia akhirat." Tentunya dengan pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik dari hari ke hari," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala MAN IC Pekalongan Khoirul Anam mengaku senang dengan prestasi santri-santrinya. Sebab, walaupun pembelajaran dilakukan ditengah pandemi covid 19, namun hasilnya membanggakan karena model pembelajaran yg diterapkan di MAN IC Pekalongan dg sistem super tim bukan supermen " Dengan Bersama Kita Bisa" dan budaya yg ditekankan ke guru dan tenaga kependidikan adalah budaya malu. Di antaranya malu karena datang terlambat atau pulang cepat, malu karena melihat rekan sibuk melakukan aktivitas, malu karena melanggar peraturan, malu karena bekerja tidak berprestasi, malu karena tugas tidak terlaksana tepat waktu, malu karena tidak berperan aktif dalam melaksanakan program madrasah.
Itu semua dilaksanakan guru dan tenaga kependidikan karena mencari ridho Allah Swt, " Malu Sebagian dari Iman". Proses tidak mengkianati hasil, Itu dibuktikan banyak yang diterim di PT ternama. "Saya berpesan kepada santri-santriku, untuk memiliki cita-cita. Dengan begitu ada usaha untuk mencapai cita-cita," ucapnya.
Kyai Anam juga berpesan kepada alumninya untuk menjaga akhlak, dan selalu enjoy dalam menjalani kehidupan. "Adab itu di atas ilmu. Ketahuilah anak-anakku, kita akan dihargai bila ditempat yang tepat. Serta hidup itu jangan dibuat sulit, karena kesulitan datang dari diri sendiri," tuturnya.
Kyai Anam juga berpesan untuk menjaga nama baik alamameter, serta mengharumkannya. "Kibarkan nama MAN IC Pekalongan di kampus kampus. Serta ingatlan yang mengangkat derajat kita, bukan nasab tetapi adab dan ilmu," pungkasnya. (dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: