Indahnya Pesona Kajen di Malam Hari dari Gardu Pandang Bukit Bintang

Indahnya Pesona Kajen di Malam Hari dari Gardu Pandang Bukit Bintang

KAJEN - Dari ketinggian 600 MDPL, hamparan pepohonan gemerlap lampu di wilayah Kota Kajen dapat dilihat dari Gardu Pandang Bukit Bintang yang berada di Desa Kutorjo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.

Selain mempunyai obyek wisata "Goa Putri'' yang merupakan lengeda peradaban kuno berupa benda sejarah, saat ini Gardu Pandang Bukit Bintang menjadi pesona daya tarik tersendiri. Pengunjung dapat melihat pemandangan alam ketika siang hari dan menikmati sejuknya malam di tengah hutan pinus dengan pemandangan gemerlap lampu wilayah Bojong dan Kajen dari gardu pandang.

Teguh Saputra yang merupakan tokoh masyarat sekaligus penggerak obyek wisata di Desa Kutorojo menjelaskan, Bukit Bintang berada sekitar 500 M dari Gua Putri yang dapat ditempuh 3,5 Km dari jalan utama Kajen -Paninggaran. "Semenjak gardu pandang dibuat pada tahun 2019, saat ini banyak pengunjung dari kota yang singgah," ungkapnya, kemarin.

Pembangunan Gardu Pandang Bukit Baintang, lanjut Teguh, bersumber dari anggaran dana hibah LMDH. Diharapkan, ke depan Desa Windurojo akan mepunyai ikon wisata yang layak dikunjungi.

Desa Kutorojo mempunyai aset luar biasa yang tidak dimiliki desa lain, hamparan hutan pinus, ratusan hektar tanaman kopi, sungai yang mrngalir jernih. Belum lagi Gua Putri yang menyimpan sejarah dan legenda yang harus dilestarikan, jagan sampai terbengkalai.

"Desa di kabupaten tetangga hutan yang dikasih payung dan batu sungai kaliwadas yang dicat warna -warni saja viral dan menjadi kunjungan wisatawan, potensi di Kutorojo jauh lebih eksotis dan memukau potensi alamnya," tegasnya.

Teguh berharap, tekad kompak bersama masyarakat dan stake holder dapat mendukung kemajuan wisata desa Kutosari sehingga akan meningkatkan potensi ekonomi warga.

"Kopi dan palawija bisa menjadi oleh-oleh, makanan khas lainnya akan terungkit potensi kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Teguh juga menjelaskan, di lokasi Gua Putri ada batu payung berukuran besar dan air terjun Kali Luhur dan Gua Sibedil. Konon, batu payung merupakan menara yang digunakan oleh para wali dan pasukan Mataram untuk mengamati pertempuran melawan penjajah Belanda. Sedangkan air terjun Kali Luhur digunakan untuk mandi putri Mataram dan pengikutnya saat bersembunyi di Gua Putri. Selain beberapa tempat bersejarah tersebut, di Desa Kutorojo juga terdapat tiga candi atau petilasan dan makam keramat Singo Wongso yang hingga kini masih dijaga.(jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: