Malu Ditempeli Stiker, KPM Mampu Mundur Dari PKH

Malu Ditempeli Stiker, KPM Mampu Mundur Dari PKH

Puluhan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Brebes akhirnya mengundurkan diri sebagai warga sasaran program pengentasan kemiskinan itu. Mereka tak kuasa menahan malu saat rumahnya ditempeli stiker bertuliskan keluarga miskin, meski kondisi relatif sudah mampu.

Petugas menempelkan stiker di salah satu rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Program Keluarga Harapan (PKH). RadarTegal

Koordinator Pendamping PKH Kabupaten Brebes, Fatah El Zaman tak membantah adanya KPM yang menyatakan mundur sebagai penerima PKH. "Awal bulan diluncurkan (program penempelan stiker, ed) sedikitnya 42 KPM mengundurkan diri. Selain malu, perekonomian yang sudh cukup juga menjadi faktor pengunduran diri," katanya, kemarin.

Dengan program ini, jumlah KPM yang mundur masih berpeluang bertambah. Apalagi, program pemasangan stiker bagi rumah penerima PKH di wilayahnya itu merupakan bagian dari validasi data secara berkelanjutan. Di samping itu, ditujukan bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang sebenarnya secara ekonomi sudah mampu, tetapi tidak mau mundur dari KPM. Sehingga, dengan adanya pemasangan stiker warga miskin atau sangat miskin di rumah para KPM, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat.

Menurut Eel, jumlah penerima manfaat PKH di Kabupaten Brebes per tahap I tahun 2019, tercatat 128.071. Sedangkan di tahun 2018, ada sebanyak 378 KPM yang dinyatakan ekonominya telah mampu melalui penanganan PKH. Karena itu, data penerima sasaran secara berkelanjutan dilakukan validasi dan perkembangannya dilaporkan dalam 6 bulan sekali.

"Ini merupakan senjata terkahir dalam menghadapi KPM yang segi ekonomi sudha cukup tapi tidak mau mengundurkan diri. Dan dari 42 KPM yang mengundurkan diri Kecamatan larangan yang paling banyak yakni 28," jelasnya.

Lebih lanjut dia memerkirakan jumlah KPM yang akan mundur terus bertambah. Pasalnya, program stiker itu saat ini masih berjalan dan pelaksanaannya baru di sebagian kecil desa-desa. "Baru 5 persen program ini berjalan. Dan kemungkinan jumlah KPM akan bertambah mengingat masih terus berjalan program ini," jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Pendamping PKH Kecamatan Larangan, Azib Maulana menambahkan, wilayahnya terdapat 11 desa dengan jumlah warga sasaran sebanyak 6.500 KPM. Dari jumlah desa itu, program pemasangan stiker hingga saat ini baru dilaksanakan di empat desa. Yakni, Desa Rengaspendawa, Sitanggal, Karangbale dan Larangan. Sejak per tangga 4 Februari lalu, tercatat sudah ada 28 PKM yang menyatakan mengundurkan diri dari PKH sebagai dampak positif dari program pemasangan stiker tersebut. Sebelumnya, sejumlah peneriman manfaat juga ada yang menyatakan mundur.

"Mereka mengundurkan diri setelah kita memberikan sosialisasi terkait pemasangan stiker ini. Setelah itu, merek mendatangi ketua kelompok untuk mengundurkn diri," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, mereka mayoritas mengundurkan diri karena malu nantinya takut menjadi viral. Selain itu, mereka ada yang menyatakan diri sudah mampu ekonominya. Bagi yang menyatakan mengundurkan diri tersebut, prosedurunya harus menadatangani surat pernyataan. Di samping itu, tim juga mengecek ke lapangan atas kondisi warga yang mundur tersebut. Ketika dicek, mereka yang mundur rata-rata sebenarnya memang sudah mampu dari sisi ekonomi. Rumah sudah permanen dan mempunyai pekerjaan tetap.

"Rata-rata sebelum adanya program pemasangan stiker ini mereka tidak mau mengundurkan diri. Dengan alasan, namanya masih tercantum pada penerima. Tapi adanya program ini mereka akhirnya mau mengundurkan diri," pungkasnya. (ded/ism)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: