Masa Tanggap Darurat Banjir Diperpanjang

Masa Tanggap Darurat Banjir Diperpanjang

KOTA - Demi kemanusiaan, Pemkot Pekalongan memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir sampai 5 Maret 2021. Hal ini karena banjir masih menggenangi sejumlah wilayah dan lebih dari 3.101 jiwa mengungsi.

Plh Wali Kota, Hj Sri Ruminingsih SE MSi menjelaskan, memperpanjang status tanggap darurat bencana tersebut berkaitan dengan banjir yang melanda Kota Pekalongan hingga menyebabkan ribuan warga sempat mengungsi. "Kami sudah melakukan rapat kemarin bersama jajaran dinas terkait, melihat situasi cuaca yang serba tidak menentu, yang tadinya status tanggap darurat bencana sudah kami tetapkan, kami perpanjang status tersebut hingga 5 Maret 2021," ucapnya saat dikonfirmasi Radar, Minggu (22/2/2021).

Sri Ruminingsih menjelaskan, banjir yang melanda hampir sebagian wilayah Kota Pekalongan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Berdasarkan data BMKG, diperkirakan puncak musim penghujan masih terjadi.

"Perpanjangan status tanggap darurat ini karena kondisi cuaca masih tidak menentu. Meski saat ini titik genangan air di Kecematan Pekalongan Selatan ada yang telah surut. Namun genangan air di Kecamatan Pekalongan Barat dan Utara belum surut. Mudah-mudahan tidak ada banjir lagi di Kota Pekalongan," harapnya.

*Fokuskan Evakuasi Masyarakat Terdampak Banjir

Ditempat terpisah, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD, Dimas Arga Yudha SSos menambahkan, BPBD memfokuskan evakuasi masyarakat terdampak banjir. Pasalnya nyaris tiga minggu banjir menggenang sebagian wilayah Kota Pekalongan dan masih banyak masyarakat yang memilih untuk bertahan.

"Banjir pagi ini nyaris masuk pekan ketiga, kami tengah memfokuskan untuk evakuasi. Evakuasi yang kami lakukan ini untuk meminimalkan risiko yang lebih besar," tandas Dimas.

Disebutkan Dimas bahwa evakuasi ini BPBD dibantu oleh SAR, relawan, TNI, dan Polri untuk memudahkan pencarian evakuasi masyarakat yang masih tergenang. "Kami mendapat informasi bahwa di Kandang Panjang ada dua titik yang harus kami bantu evakuasi yakni lansia dan balita beserta ibunya. Rencana usai dievakuasi akan diungsikan ke tempat pengungsian terdekat yang disediakan pemerintah," terang Dimas.

Menurut Dimas, evakuasi yang dilakukan BPBD ini untuk meminimalkan risiko dampak masyarakat. "Jika selama ini betahan di wilayah mereka dan tak mampu lagi untuk bertahan agar menghubungi kelurahan, kecamatan, atau kami BPBD untuk dibantu evakuasi," papar Dimas.

Dituturkan Dimas selama ini evakuasi diprioritaskan untuk orang-orang rentan yakni wanita, ibu menyusul, balita, lansia, dan orang sakit yang membutuhkan bantuan evakuasi.

Sedangkan Kepala Dinkes, Dr Slamet Budiyanto SKM MKes menambahkan, menghadapi musibah banjir di Kota Pekalongan ini, kesehatan para pengungsi di 47 titik pengungsian menjadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menugaskan puskesmas keliling untuk beroperasional di pengungsian untuk mengeccek kesehatan pengungsi.

"Bukan hanya masalah Covid-19, banjir di Kota Pekalongan yang menimpa 22 dari 27 kelurahan belum usai, tetapi beberapa daerah juga sudah surut," terangnya.

Sebagai bentuk pelayanan ke masyarakat, sambung Budi, Dinkes mengerahkan puskesmas untuk memeriksa kesahatan para pengungsi di 47 titik. Bahkan beberapa puskesmas di Kota Pekalongan juga ikut terdampak banjir seperti Puskesmas Krapyak, Kusuma Bangsa, Kramatsari, dan Dukuh. "Tentu ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk melayani masyarakat serta memperhatikan kesehatan para pengungsi," tandasnya.

Selain puskesmas keliling, Budi juga menugaskan PSC 119 untuk memantau kesehatan pengungsi. "Keluhan yang diderita kebanyakan gatal dan pusing," beber Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: