Pohon 'Menangis' Gemparkan Warga
WIRADESA - Paska viral di media sosial, fenomena pohon 'menangis' di Desa Petukangan, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, kian mendapat perhatian masyarakat. Hampir setiap malam, lokasi pohon tersebut ramai dipenuhi masyarakat yang ingin melihat langsung.
Amelia (12), warga Desa Slirejo, Kecamatan Tirto, Selasa (17/12) malam, mengatakan, ia bersama teman-teman sengaja datang ke pohon 'menangis' karena penasaran paska viral di medsos.
"Saya dan teman-teman penasaran karena pohon ini viral di medsos, makanya datang ke sini. Ternyata benar pohon ini meneteskan air," tutur dia.
Tokoh masyarakat Desa setempat, Ustaz Marzuki, mengatakan, peristiwa itu sudah terjadi hampir satu bulan lamanya. Menurutnya, banyak warga yang mendatangi pohon itu pada malam hari, karena pohon itu mengeluarkan air pada malam hari. Ia pun kerap ditanya kenapa pohon itu bisa menangis.
"Saya jawab, itu biasa. Kalau pohon mengeluarkan air biasa, karena pohon mempunyai cadangan air di batangnya. Dari jawaban saya, banyak anak-anak yang memviralkan pohon tersebut. Bahkan ada yang memberi keterangan mistis dan terdengar suara dari pohon tersebut," kata Marzuki.
Marzuki menekankan, pohon yang mengeluarkan air itu tidak ada berbau mistis. Kejadian itu hanya fenomena biasa.
Sementara itu, Sekretaris Desa Petukangan Ari Susanti mengatakan, fenomena seperti itu bisa diilmiahkan. Dikatakan, sebagai pemerintah desa pihaknya mengimbau bagi masyarakat yang ingin melihat untuk menjaga kondusifitas keamanan di Desa Petukangan.
"Jika mau datang dan lihat silahkan. Tapi saya tekankan bahwa fenomena ini adalah hal yang biasa dan bisa diilmiahkan," tandas dia.
Plt Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan Rintono, menerangkan, tanaman memiliki organ tubuh yang namanya akar. Akar ini menyerap air dari dalam tanah untuk disebarkan ke seluruh tubuh di tanaman itu sendiri, seperti batang dan daun.
"Jika air ini berlebihan dari yang dibutuhkan, maka air ini akan dikeluarkan yang namanya gutasi. Mungkin yang di Petukangan itu air gutasi, karena pada saat ini menjelang musim hujan jumlah air di dalam tanah berlebihan dari yang dibutuhkan pohon itu sehingga dikeluarkan yang namanya gutasi. Secara teori itu dinamakan gutasi," terang dia.
Dikatakan, jika batas air sudah seimbang, maka pohon itu tidak akan mengeluarkan air lagi. "Proses ini sebenarnya bisa terjadi pada malam dan siang hari. Namun pada siang hari karena ada terik matahari maka kondisinya panas, sehingga kondisinya seimbang," terang dia.
Ditandaskan, kejadian itu hanya fenomena biasa, tidak ada kaitan dengan mistis atau apa. "Ini bisa dibuktikan secara ilmiah.
Warga tidak usah takut dengan fenomena itu, karena itu hal biasa yang bisa terjadi di alam bebas," tandas dia.
Kapolsek Wiradesa AKP Yorisa Prabowo mengakui,masyarakat sudah berbondong-bondong ke lokasi pohon itu. Ditekankan, fenomena itu adalah proses alamiah.
"Kami harapkan kepada masyarakat tolong jangan dikaitkan dengan hal-hal yang mistis. Kita bisa memberi edukasi kepada masyarakat bahwa ini proses alamiah biasa, walaupun tidak semua tumbuhan mengalami seperti itu," tegas dia. (had)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: