Pajitex Nyatakan Sudah Lakukan Upaya Perbaikan
Dikatakan, bahwa sebelum kejadian pecahnya kaca di PT Pajitex pada 3 Juni lalu, warga telah berulang kali meminta kepada pihak perusahaan untuk menghentikan mesin karena diduga telah menimbulkan pencemaran dan merugikan warga.
Terkait rusaknya kaca PT Pajitex yang menimbulkan kerugian bagi PT Pajitex, imbuh dia, pelaku siap mengganti kerugian yang ditimbulkan. Oleh sebab itu, kata dia, seharusnya proses ini berhenti dimediasi, karena proses pidana mestinya sebagai upaya terakhir dan penyelesaian permasalahan.
*Sudah Lama Dikeluhkan Warga
Kondisi dugaan adanya polusi dan pencemaran sudah lama dikeluhkan warga setempat. Warga mengeluhkan adanya polusi udara berupa debu yang dihasilkan dari produksi pabrik PT Pajitex. Debu hasil produksi dari pabrik tekstil tersebut, seringkali mengotori rumah warga yang berada di sekitar bangunan pabrik. Kondisi demikian, dikatakan warga sudah berlangsung lama namun akhir-akhir ini kondisinya semakin parah.
Sukron, salah satu warga RT 13 RW 7 Desa Watussalam menuturkan, debu polusi pabrik berupa pasir hitam hampir setiap hari mengotori rumahnya. Tak hanya di halaman atau atap rumah, debu bahkan sampai mengotori bagian dalam kamar hingga ke atas kasur. "Debunya masuk sampai ke atas kasur. Saya setiap hari menyapu saya kumpulkan itu ada satu plastik," keluhnya.
Atas kondisi itu, dirinya sempat berinisiatif untuk menemui manajemen PT Pajitex. Membawa serta bukti pasir hitam yang dikumpulkan, dia berupaya menemui pimpinan pabrik. "Saya beberapa kali datang ke pabrik untuk menemui pimpinan. Pertama kali dijawab bahwa batu baranya jelek nanti akan diganti. Kemudian masih terjadi saya datang lagi dan disampaikan mesin akan diperbaiki. Tapi nyatanya debu masih ada juga sampai sekarang," tambahnya.
Setelah itu, Sukron juga mengaku sempat beberapa kali berkomunikasi dengan perwakilan manajemen namun belum ada solusi yang didapatkan. "Sejak itu saya sudah malas, tidak ke sana lagi. Saya juga hanya orang kecil tidak tahu harus berbuat apa," katanya.
Warga lainnya, Wahidin juga mengeluhkan hal yang sama. Rumahnya yang berada dekat cerobong asap pabrik juga mengalami hal serupa. Hampir setiap hari bagian rumahnya mulai dari jendela hingga atap selalu kotor dengan pasir hitam. "Belum lagi suaranya mesinya juga mengganggu. Beberapa kali kami sampaikan ini. Ketika diprotes, membaik, tapi kemudian terjadi lagi," ujarnya.
Selain Sukron dan Wahidin, dikatakan warga ada sekitar 100 rumah yang merasakan dampak tersebut. Sehingga mereka berharap segera ada penyelesaian atas permasalahan itu.(way/nul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: