Tenaga Ahli Diharap Kelola Perpus Sekolah

Tenaga Ahli Diharap Kelola Perpus Sekolah

KOORDINASI - Disperpuska Batang saat melakukan koordinasi dengan instansi dan komunitas untuk pengelolaan perpustakaan. NOVIA ROCHMAWATI

BATANG - Dinas Perustakaan dan Arsip (Disperpuska) berharap agar kepengurusan perpustakaan di sekolah bisa dikelola oleh tenaga perpus ahli. Pasalnya selama ini kebanyakan pengelola perpustakaan sekolah merupakan guru yang rangkap tugas sebagai pengelola perpustakaan.

Hal ini disampaikan Kepala Disperpuska Batang, Rakhmat N Fadilah saat diwawancarai, Rabu (28/2). Menurutnya dengan ditangani oleh ahli, standar pelayanan perpustakaan sekolah bisa lebih baik dan dapat menjadi sarana pembelajaran pula, baik oleh guru ataupun siswa.

"Selama ini kalau kita lihat masih banyak tenaga perpustakaan yang tugasnya dirangkap oleh guru ataupun pegawai lainnya. Memang sebagian terpaksa dilakukan karena minimnya personil. Namun kami harap ke depan ada pengelola ahli yang bisa membantu. Agar standar pelayanan perpustakaan sekolah bisa lebih baik," terang Rakhmat.

menurut Rakhmat, untuk pengadaan tenaga ahli ini bisa saja dilakukan dengan anggaran Dana BOS. Sehingga nantinya pengelolaan perpustakaan lebih profesional dan tidak ada guru yang merangkap sebagai pengelola perpustakaan. Namun trekait dengan solusi ini pihaknya juga masih melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang.

"Harapan kami nantinya ada tenaga ahli khususnya di perpustakaan yang ada di bawah Disdikbud Batang. Nah nantinya untuk pengelolaannya mungkin bisa dianggarkan dari Dana BOS atau dana lainnya. Yang jelas kami harap agar bisa dipertimbangkan untuk mewujudkan pelayana perpustakaan sekolah yang lebih baik," ujar Rakhmat.

Selain itu, Rakhmat juga berharap perpustakaan sekolah juga bisa menjadi wadah siswa untuk belajar. Tak hanya mencari referensi belajar di sana, siswa juga bisa belajar tata kelola peprustakaan. Salah satunya dengan melibatkan siswa untuk belajar mengelola perpustakaan.

"
Sekolah bisa saja memberdayakan para siswanya untuk membantu pengelolaan harian perpus. Tentunya ini sifatnya hanya sebagai pembantu. Bukan sebagai tugas utama. Nah dengan bantuan ini, anak-anak juga bisa punya gambaran bagaimana pengelolaan perpustakaan yang benar. Sehingga bisa jadi pengalaman dan pengetahuan sendiri bagi mereka, khususnya bagi mereka yang nantinya ingin mendalami dunia perpustakaan dan arsip," tandasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: