Tinjau Korban Gempa Batang, Pj Gubernur Jateng Minta Developer Perumahan Punya Sertifikasi Standart Bangunan
Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyerahkan bantuan kepada Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki usai sambangi korban terdampak gempa bumi.-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-
BATANG, RADAR PEKALONGAN - Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana meninjau korban dampak Gempa BATANG, Rabu 10 Juli 2024 di Perumahan Ar-Rayan Kalisalak BATANG.
Gempa tersebut tidak hanya menjadi pengingat akan potensi bencana yang selalu mengintai, tetapi juga menegaskan pentingnya mitigasi bencana dan standar bangunan tahan gempa.
"Karena gempa di Batang ini baru pertama, ke depannya setiap pengembang perumahan diharapkan memiliki sertifikasi dalam hal membuat konstruksi bangunan agar tidak mudah runtuh dan membahayakan warga." tegas Nana Sudjana.
Dalam kunjungan ini ia turut menekankan bahwa mitigasi bencana bukan hanya sekadar persiapan, tetapi langkah proaktif untuk mengurangi dampak buruk dari gempa yang bisa terjadi kapan saja.
“Di Batang baru sekali terjadi gempa bumi, dan ini menjadi pelajaran penting bagi kami. Kami akan bekerja sama dengan BMKG, pemerintah, TNI, dan Polri untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi,” ujar Nana Sudjana, Rabu 10 Juli 2024.
Mitigasi bencana gempa bumi melibatkan berbagai upaya, mulai dari edukasi masyarakat, peningkatan standar bangunan, hingga penguatan sistem tanggap darurat. Edukasi menjadi dasar yang penting.
Masyarakat harus memahami apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah gempa terjadi. Simulasi gempa, pelatihan evakuasi, dan penyuluhan tentang cara bertahan hidup saat gempa adalah bagian dari edukasi yang perlu dilakukan secara rutin.
"Kami akan menyampaikan perkembangan informasi dari BMKG secara langsung kepada masyarakat. Selain itu, kami juga akan menekankan kepada para pengembang tentang standar bangunan yang harus dipenuhi," katanya.
Di tingkat lokal, peran desa dan kelurahan dalam mitigasi bencana juga sangat penting. Kepala desa dan lurah harus aktif menginisiasi dan mengimplementasikan program-program mitigasi, seperti pelatihan tanggap darurat, pembentukan tim relawan bencana, dan pengadaan peralatan darurat.
“Gempa bumi mungkin tidak dapat dicegah, tetapi dampaknya bisa diminimalkan melalui upaya mitigasi yang tepat dan berkelanjutan. Dengan kesadaran dan kesiapsiagaan yang tinggi, serta kolaborasi semua pihak seperti BPBD, TNI, Polri, dan stakeholder lainnya, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh dalam menghadapi ancaman gempa bumi. Mari kita bersama-sama menjaga keselamatan dan keberlanjutan hidup dengan menerapkan mitigasi bencana gempa bumi yang efektif,” tambahnya.
BACA JUGA:BNPB: 240 Rumah Rusak Terdampak Gempa 4,4 Magnitudo di Batang
Dampak gempa ini cukup signifikan. Sebanyak 13 orang dilaporkan masuk rumah sakit, dengan 12 di antaranya sudah kembali pulih. Satu orang masih dalam perawatan di Batang. Selain itu, ada 197 unit rumah warga yang mengalami kerusakan ringan, 61 unit rusak sedang, dan 13 unit rusak berat. "Kami terus mendata dan membantu warga yang terkena dampak. Untuk rumah yang rusak berat dan roboh, tentu kami bantu dengan bantuan dari provinsi," jelas Nana Sudjana.
Dijelaskannya, Untuk kerusakan berat, bantuan sekitar diberikan Rp15 juta. Sedangkan untuk kerusakan sedang, akan dibantu rehabilitasi dan perbaikan.
Tak hanya rumah, beberapa sekolah juga mengalami kerusakan. Satu SD dan tiga SMK swasta mengalami kerusakan berat. Selain itu, lima masjid, 22 fasilitas umum, satu pasar, dan satu jembatan juga terdampak gempa. "Kami memberikan bantuan kepada masyarakat dalam bentuk sembako, seperti beras dan kebutuhan pokok lainnya. Hingga saat ini, bantuan yang diberikan mencapai sekitar 392 juta rupiah," tambah Nana Sudjana. "Syukurnya, masyarakat yang terpapar tidak ada yang mengungsi dan dapat kembali ke rumah masing-masing. Bagi yang rumahnya roboh atau rusak berat, sementara tinggal di rumah saudara."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radar pekalongan