Tempat Kerja Tutup, Buruh Jahit Beralih Mencari Keong di Sawah

Tempat Kerja Tutup, Buruh Jahit Beralih Mencari Keong di Sawah

**Melihat Aktivitas Buruh Jahit yang Terkena Dampak Covid-19

CARI KEONG - Lantaran konveksi tutup, tiga warga Desa Krandegan Kecamatan Paninggaran beralih profesi mencari keong sawah untuk dijual.

Wabah virus Covid-19 sudah "menghacurkan" perekonomian di Indonesia. Termasuk dunia konveksi. Untuk menyambung hidup, masyarakat pun bekerja apa adanya. Seperti yang dilakukan buruh jahit dari Kecamatan Peninggaran. Mereka mencari keong untuk mencari rejeki.

AMBYAR. Kata ini tepat untuk menggambarkan perekonomian di Indonesia akibat penyebaran virus Covid-19. Banyak perusahaan yang tutup gara-gara wabah ini. Akibatnya banyak karyawan dan buruh yang di-PHK atau dirumahkan.

Untuk menyambung hidup, mereka pun beralih profesi mencari rizki. Hal tersebut seperti yang dilakukan tiga warga Desa Krandegan Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, semula kuli jahit kini beralih mencari keong di sawah.

Ya, di bulan Suci Ramadan apalagi musim hujan seperti sekarang ini, keong itu justru menjadi ladang penghasilan. Dan saat ini bukan pemandangan yang aneh jika melihat sejumlah warga Desa Krandegan Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan berbondong-bondong ke sawah di pagi hari. Mereka mencari keong sawah.

Sekadar untuk diketahui, keong sawah berwarna kuning kehijauan ini merupakan salah satu hama yang dapat merusak tanaman padi milik petani. Meski menjadi hama di sawah, keong sawah bisa dikonsumsi, dan tekstur daging keong sawah mengandung gizi yang sangat tinggi terutama disantap. Apalagi di bulan Ramadan, keong biasa dijadikan sebagai menu untuk selingan berbuka puasa ditengah pandemi covid-19.

Hal itu diakui Muhammad Sajidin (35) buruh jahit kompeksi yang beralih mencari keong warga Dukuh Pucung 02/03 Desa Krandegan Kecamatan Paninggaran. Kata dia, ia bersama rekannya sudah tiga bulan tidak bekerja setelah ada wabah covid-19. Untuk mencukupi kebutuhannya setiap hari, mereka mencari keong ke daerah Kajen, Bojong, Karanganyar, Kesesi.

"Untuk hasil penjualan keong nantinya dibagi bersama rombonganya. Keong yang kami dapat perkilo dijual harga Rp 5000," katanya. Dijelaskan, keong hasil tangkapan tersebut biasanya ada yang memesan. Terkadang, ada juga yang dibeli warga di tengah jalan. Dari hasil penjualan selanjutnya dibagi bertiga. "Sehari kalau pas banyak bisa mencapai 50 kilogram, selain dijual apabila ada warga yang minta juga saya kasih," ungkapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: